PALU – Pascagempa dan tsunami, Jumat (28/9), masyarakat Palu, Sulawesi Tengah, masih harus menikmati gelapnya kota di malam hari dan kebutuhan listrik yang belum terpenuhi.
Sejumlah ruas jalan gelap gulita. Hanya beberapa lampu penerangan jalan yang menggunakan tenaga surya saja yang masih bisa memberikan sedikit cahaya untuk warga Palu.
Selain itu, ada beberapa kendaraan bermotor yang masih lalu-lalang yang mampu memberikan sedikit penerangan.
“Sudah dua hari gelap seperti ini,” kata Iwan (43), Minggu (30/9/2018) dirilis CNN.
Iwan mengaku kesulitan untuk melakukan aktivitas di tengah gelapnya kota Palu saat ini. “Susah enggak, ada penerangan,” akunya.
Wartawan mencoba untuk menyusuri Jalan Jenderal Sudirman, Palu, mulai dari posko Korem Tadulako ke arah Polda Sulteng. Hanya lampu kendaraan yang melintas yang menerangi jalanan.
Sepanjang perjalanan, tak ada satupun lampu penerangan jalan yang menyala. Penerangan hanya mengandalkan lampu dari kendaraan bermotor atau lampu flash dari ponsel. Bahkan, Kantor Gubernur Sulteng pun gelap gulita.
Di beberapa tempat terlihat warga yang berkumpul di depan bangunan. Itupun juga tanpa lampu penerangan. Masyarakat juga tak bisa mengandalkan genset yang bisa menjadi salah satu pilihan untuk sumber listrik.
Pasalnya, BBM yang digunakan untuk menyalakan genset juga langka di Palu. Masyarakat Palu pun berharap agar pasokan listrik bisa segera diberikan di Palu. Pasalnya, mereka memerlukan penerangan untuk bisa melakukan aktivitas di malam hari.
“Semoga besok listrik sudah bisa, biar enggak gelap kayak gini lagi,” kata Ricki (35).