PINRANG – Aksi boikot dilakukan Pasangan Calon (Paslon) Andi Irwan Hamid (AIH) – Alimin pada kegiatan Deklarasi Pilkada Damai Kabupaten Pinrang yang dilaksanakan Polres Pinrang, Rabu (14/2/2018) pagi di halaman Mapolres Pinrang.
Hal itu dipicu adanya ketidaknetralan dari pihak Kepolisian Polres Pinrang selaku penyelenggara kegiatan deklarasi.
Paslon AIH – Alimin dalam keterangan resminya kepada awak media menuturkan, pihaknya terpaksa melakukan pemboikotan dengan cara meninggalkan pawai Deklarasi Damai yang lagi berlangsung disebabkan banyaknya kejanggalan yang ditemukan pihaknya dalam tahapan kegiatan tersebut.
Baca Juga :
“Sudah sangat jelas adanya indikasi keberpihakan pihak Polres Pinrang kepada salah satu Paslon. Makanya, kami melakukan pemboikotan dengan cara turun dari kendaraan saat pawai baru berlangsung,’ jelas Andi Irwan Hamid.
Irwan menuturkan, sesuai aturan undangan yang diterimanya, kegiatan deklarasi itu hanya diikuti Paslon bersama perwakilan Partai Pengusung. Namun kenyataannya, salah satu Paslon diperbolehkan membawa massa pendukung.
“Saya hadir di lokasi sekira pukul 08.30 Wita, ternyata kegiatan baru dimulai sekira pukul 10.00 Wita karena harus menunggu Paslon yang istimewa tersebut. Selanjutnya, kami dilarang membawa massa atau tim pemenangan, ternyata Paslon istimewa yang datang terlambat itu malah dibebaskan masuk begitu saja ke Mapolres Pinrang, dan bahkan hingga ke duduk di panggung acara bersama para massa yang dibawanya. Bagaimana bisa damai, kalau kita dianaktirikan dan dibeda-bedakan,” ungkapnya.
Puncak kekesalan Irwan akhirnya meledak juga saat konvoi atau pawai dilangsungkan.
“Rombongan pawai meninggalkan Mapolres Pinrang secara berurutan sesuai nomor urut hasil pengundian kemarin. Ternyata, baru beberapa meter meninggalkan Mapolres, atau tepatnya di depan pintu masuk kantor Bupati Pinrang, mobil yang kami tumpangi tiba-tiba dipotong begitu saja oleh mobil massa pendukung Paslon nomor urut 1 yang ada di depan kami,” bebernya.
Melihat keberpihakan pihak Polres Pinrang yang sudah sungguh keterlaluan, Irwan akhirnya meminta agar mobil paqai yang ditumpanginya berhenti dan memilih meninggalkan rombongan pawai.
“Sudah sangat keterlalian keberpihakannya. Buat apa kami dilibatkan di deklarasi Pilkada Damai kalau kegiatan itu hanya mempertontonkan betapa hebatnya power salah satu Paslon sehingga aparat kepolisian pun tidak bisa menjaga neyralitasnya lagi,” tandasnya.
Menyilkapi hal tersebut, tim AIH -Alimin dengan tegas akan melayang surat protes keras terhadap aparat Kepolisian Polres Pinrang.
“Kami akan melayangkan protes keras kepada Kapolres Pinrang atas adanya keberpihakan ini. Surat itu juga akan kami tembuskan ke Kapolda Sulsel selaku atasan Kapolres Pinrang dan pihak Panwaslu Kabupaten Pinrang selaku Pengawas Pilkada disertai bukti foto-foto adanya keberpihakan aparat Polres Pinrang. Kami siap menjunjung tinggi aturan main, selama itu adil dan tidak pilih kasih,” tegas Andi Dewiyanti Hamid, salah satu juru bicara Paslon AIH – Alimin. (*)
Komentar