MAKASSAR – Pasca mencuatnya kasus dugaan penjualan tanah negara di Kota Makassar, yang diduga dilakukan oleh oknum Camat Tamalate inisial Hasan Sulaiman berkembang isu menyebutkan sejumlah oknum wartawan media online menerima suap. Hal tersebut membuat Ikatan Wartawan Online (IWO) Sulsel dan Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel mendesak Camat Tamalate membeberkan nama-nama wartawan online yang dimaksudkan.
Informasi yang berkembang menyebutkan bahwa Camat Tamalate, Hasan Sulaiman telah memberi “makan” bagi sepuluh jurnalis online yang disebut mendapat keuntungan dari kasus dugaan penjualan lahan negara seluas 6 hektar di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Ketua IWO Sulsel, Zulkifli Tahir yang dikonfirmasi, Rabu, (23/5/2018) meminta ketegasan Camat Tamalate membeberkan 10 nama oknum wartawan tersebut guna menghindari fitnah di kalangan wartawan.
“Kita desak Pak Camat Tamalate beberkan nama-nama mereka. Jangan sampai pernyataan itu sumir dan hanya menimbulkan fitnah di kalangan jurnalis,” tegas Zulkifli Tahir, Rabu (23/5/2018).
Baca Juga :
Senada dengan IWO, Sekretaris PJI Sulsel, Syafril Rahmat juga meminta Camat Tamalate untuk memberikan informasi yang jelas terkait nama dan media 10 wartawan online yang dimaksudnya.
“Kita minta agar Camat Tamalate sebut saja nama oknum wartawan itu. Jangan sampai pernyataan itu menimbulkan asumsi negatif di masyarakat. Karena kami yakin tidak semua jurnalis melakukan perbuatan yang memalukan itu. Perkembangan kasus ini akan terus kita pantau,” kata Ariel, sapaan akrabnya.
Sekedar diketahui, Camat Tamalate, Hasan Sulaiman dalam wawancaranya ke sejumlah media membenarkan jika dirinya berstatus Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) untuk lahan yang diduga telah dijual oleh seorang warga ke pihak GMTD.
Camat Tamalate ini merasa kecewa karena pemberitaan terkait dugaan penjualan tanah negara meluas di sejumlah media online. Padahal, kata dia, ada sepuluh wartawan online yang telah diberinya “makan”. Dugaan suap Camat Tamalate kepada wartawan dimaksud bisa jadi merupakan salah satu upaya yang dilakukannya guna meredam isu dugaan penjualan lahan negara agar tidak terpublikasi secara luas.
“Tidak benar ada gratifikasi, bulan puasa ini, Pak. Tidak baik memfitnah tanpa bukti. Silakan saja muat, saya telanjur kecewa juga. Padahal kami sudah kasih makan 10 wartawan media online, jadi jangan main tuduh, lebih jelasnya datang ke kantor, ada data saya,” ujar Camat Tamalate. (*)
Komentar