TAKALAR – Masyarakat pinggiran Pantai Ujunga, Desa Bentang, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar sebagian besar merupakan nelayan yang hanya mengandalkan penghasilan dari melaut. Hasil melaut yang didapatkan tidak dengan mudah, terkadang mereka harus mempertaruhkan nyawa saat cuaca yang tak bersahabat.
Setiap hari para nelayan melaut tanpa ada batasan waktu, kecuali saat-saat tertentu seperti cuaca yang tidak mendukung. Apa yang didapatkan, hanya dapat digunakan untuk bertahan hidup bersama sanak keluarga mereka. Untuk hidup berlebih, hal itu hanya ada dalam benak mereka, Kondisi kehidupan nelayan Galesong yang serba susah, seakan mereka tak mampu keluar dalam lingkaran kemiskinan.
Nelayan atau biasa masyarakat setempat menyebutnya sebagai “pabiring” menggunakan perahu jenis lepa-lepa (perahu kayu kayu) yang harganya dapat ditaksir kurang lebih Rp10 juta. Setiap hari pabiring memiliki beberapa kegiatan melaut seperti rinta’, parawe, a’lanra sikuyu (menjaring kepiting), akkurita (gurita), dan sebagainya.
Rinta adalah kegiatan memancing ikan berukuran kecil yang sebagian hasilnya nanti dijadikan sebagai umpan parawe. Parawe sendiri adalah kegiatan memancing ikan yang hampir sama dengan rinta’, tetapi bedanya parawe memancing ikan yang berukuran lebih besar.
“Kadang-kadang hasil parawe sedikit, kadang-kadang juga banyak, kalau sudah dijual biasanya hanya dapat Rp100 ribu sampai Rp500 ribu saja, belum lagi bensin yang digunakan lepa-lepa cukup banyak yang harus dibayar,” ujar salah seorang nelayan, Dg Tutu, yang ditemui, Sabtu (1/4/2017).
Perekonomian dan kehidupan para pabiring itu, berkutat dan dililit dengan lingkaran kemiskinan. Pendapatan yang tidak menentu, memaksa mereka mencari pekerjaan tambahan seperti menawarkan jasa antar jemput bagi wisatawan yang ingin menyeberang ke Pulau Sanrobengi. Pekerjaan sambilan ini pun hanya sesekali saja. Tarif yang dikenakan Rp20 ribu per orang.
Dampak dari melemahnya perekonomian para nelayan sangat mempengarhi kelanjutan pendidikan anak mereka. Rata-rata pendidikan sebagian anak mereka hanya sampai SMA saja, bahkan ada juga yang tak menyekolahkan anak mereka karena alasan membantu ayahnya melaut.
Pemerintah memang menggelontorkan bantuan dana bagi masyarakat nelayan yang hidup di pesisir laut. Jumlahnya pun cukup besar, yang jika dikelola dengan baik, akan dapat merubah taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Hanya saja, bantuan seperti itu, sedikit pun tak pernah dirasakan oleh masyarakat di Desa Bentang. Padahal, menurut salah seorang warga, Dg. Kebo, pernah ada petugas dari Pemerintah yang melakukan pendataan, katanya untuk mendapatkan bantuan. Namun, mengenai bantuan untuk para nelayan, mereka hanya bisa menelan janji saja.
“Sudah pernah ada yang datang mendata, katanya untuk dapat bantuan, tapi sampai sekarang tidak ada,” keluh Dg Kebo.
Masyarakat Pabiring berharap adanya bantuan dari pemerintah agar perekonomian mereka lebih baik lagi dan tidak hanya bergantung dari hasil melaut saja. (*)
Komentar