Logo Lintasterkini

Kehidupan Nelayan Galesong dalam Lingkaran Kemiskinan

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Sabtu, 01 April 2017 09:59

Nelayan di Pantai Ujunga, Galesong siap-siap melaut.
Nelayan di Pantai Ujunga, Galesong siap-siap melaut.

TAKALAR – Masyarakat pinggiran Pantai Ujunga, Desa Bentang, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar sebagian besar merupakan nelayan yang hanya mengandalkan penghasilan dari melaut. Hasil melaut yang didapatkan tidak dengan mudah, terkadang mereka harus mempertaruhkan nyawa saat cuaca yang tak bersahabat.

Setiap hari para nelayan melaut tanpa ada batasan waktu, kecuali saat-saat tertentu seperti cuaca yang tidak mendukung. Apa yang didapatkan, hanya dapat digunakan untuk bertahan hidup bersama sanak keluarga mereka. Untuk hidup berlebih, hal itu hanya ada dalam benak mereka, Kondisi kehidupan nelayan Galesong yang serba susah, seakan mereka tak mampu keluar dalam lingkaran kemiskinan.

Nelayan atau biasa masyarakat setempat menyebutnya sebagai “pabiring” menggunakan perahu jenis lepa-lepa (perahu kayu kayu) yang harganya dapat ditaksir kurang lebih Rp10 juta. Setiap hari pabiring memiliki beberapa kegiatan melaut seperti rinta’, parawe, a’lanra sikuyu (menjaring kepiting), akkurita (gurita), dan sebagainya.

Rinta adalah kegiatan memancing ikan berukuran kecil yang sebagian hasilnya nanti dijadikan sebagai umpan parawe. Parawe sendiri adalah kegiatan memancing ikan yang hampir sama dengan rinta’, tetapi bedanya parawe memancing ikan yang berukuran lebih besar.

“Kadang-kadang hasil parawe sedikit, kadang-kadang juga banyak, kalau sudah dijual biasanya hanya dapat Rp100 ribu sampai Rp500 ribu saja, belum lagi bensin yang digunakan lepa-lepa cukup banyak yang harus dibayar,” ujar salah seorang nelayan, Dg Tutu, yang ditemui, Sabtu (1/4/2017).

Perekonomian dan kehidupan para pabiring itu, berkutat dan dililit dengan lingkaran kemiskinan. Pendapatan yang tidak menentu, memaksa mereka mencari pekerjaan tambahan seperti menawarkan jasa antar jemput bagi wisatawan yang ingin menyeberang ke Pulau Sanrobengi. Pekerjaan sambilan ini pun hanya sesekali saja. Tarif yang dikenakan Rp20 ribu per orang.

Dampak dari melemahnya perekonomian para nelayan sangat mempengarhi kelanjutan pendidikan anak mereka. Rata-rata pendidikan sebagian anak mereka hanya sampai SMA saja, bahkan ada juga yang tak menyekolahkan anak mereka karena alasan membantu ayahnya melaut.

Pemerintah memang menggelontorkan bantuan dana bagi masyarakat nelayan yang hidup di pesisir laut. Jumlahnya pun cukup besar, yang jika dikelola dengan baik, akan dapat merubah taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Hanya saja, bantuan seperti itu, sedikit pun tak pernah dirasakan oleh masyarakat di Desa Bentang. Padahal, menurut salah seorang warga, Dg. Kebo, pernah ada petugas dari Pemerintah yang melakukan pendataan, katanya untuk mendapatkan bantuan. Namun, mengenai bantuan untuk para nelayan, mereka hanya bisa menelan janji saja.

“Sudah pernah ada yang datang mendata, katanya untuk dapat bantuan, tapi sampai sekarang tidak ada,” keluh Dg Kebo.

Masyarakat Pabiring berharap adanya bantuan dari pemerintah agar perekonomian mereka lebih baik lagi dan tidak hanya bergantung dari hasil melaut saja. (*)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...