SUNGGUMINASA – Aksi kekerasan terhadap Wartawan kembali terjadi. Kali ini dialami dua pewarta yang bertugas meliput aksi unjuk rasa terkait pembayaran SPP di kampus UIN Alauddin Makassar, jalan Poros Samata, kelurahan Samata, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, yang berakhir ricuh, Kamis (1/9/2016) siang.
Kedua Wartawan yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan masing dari media Elektronik yakni Imran dari VE Channel, dan muchlis dari GO TV. Pelakunya petugas keamanaan Kampus UIN Alauddin dengan cara mendorong dan mengancam keduanya agar tidak mengambil gambar.
Salah serang korban dari GO TV, Muchlis mengatakan, saat dirinya sedang mengambil suasana aksi demonstrasi di kawasan kampus, tiba-tiba saja dirinya di dorong dari belakang oleh petugas Satpam tersebut dan menyuruhnya agar gambar yang telah ia rekam di hapus.
“Saya kaget tiba-tiba saya didorong dan di suruh hapus gambar yang sudah saya ambil sama Satpam. Padahal saya sudah katakan kalau saya ini wartawan” kata Muchlis.
Hal yang sama di alami juga oleh Wartawan TV VE CHANNEL Imran. Ia mengatakan kalau dirinya juga menjadi korban perlakuan tidak menyenangkan oleh petugas Satpam kampus UIN Alauddin saat sedang megambil gambar. Ia langsug didorong dari arah belakang dan Satpam tersebut mengancamya untuk tidak mengambil gambar.
“Saya juga di dorong dan dilarang mengambil gambar aksi Demonstrasi oleh Satam di Kampus” jelas Imran.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar Qodriansyah Agam mengaku mengecam terjadinya tindak kekerasan yang dialami oleh dua orang wartawan media Elektronik yang saat itu sedang melakukan tugas peliputan. Akibat keadian ini pihaknya akan melakukan investigasi.
“Kami sangat mengecam tindakan yang di lakukan oleh pihak keamanan Kampus UIN Alauddin Makassar terhadap dua Wartawan yang sedang melakukan tugas peliputan. Selanjutnya pihak kami akan melakukan kroscek, kami akan mengusut kasus kekerasan ini,” ujar Agam.
Sementara itu Humas UIN Samata Haryanto yang dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui adanya aksi kekerasan terhadap wartawan yang meliput aksi di kampus UIN Alauddin. Karena dirinya sibuk melerai bentrok antara pihak pendemo dan Satpam
,”Saya tidak mengetahui hal itu tadi karena saya sibuk melerai, dan saya juga baru tahu saat ada SMS masuk adanya kekerasan wartawan,” kata Haryanto.
Kedua Wartawan yang mengalami tindakan kekerasan dan pengancaman ini kemudian melaporkan ke Mapolres Gowa. (*)