Lintas Terkini

Trend Anak Muda Pangkep Nongkrong di Warkop-Warkop

Salah satu warkop di pinggir Sungai Pangkajene, Pangkep.

PANGKEP – Keberadaan warung kopi hampir sama di setiap kotayang pertumbuhannya sangat pesat. Warung kopi (warkop) seakan menjadi trend gaya hidup masyarakat, terutama kalangan anak-anak muda saat ini yang mayoritas senang menghabiskan waktu senggang dengan berdiskusi atau mengobrol lepas sambil menengguk segelas kopi di warkop-warkop.

Begitupun juga di Pangkep, diperkirakan terdapat 20 unit usaha warkop yang beroperasi di daerajh tersebut. Masing-masing warkop menampilkan ciri khas dan melengkapi fasilitas agar para pengunjung dapat menghabiskan waktunya di warkop yang dianggap nyaman dimana pengunjung dimanjakan dengan fasilitas pendukung yang memadai.

Asran Idrus pemilik salah satu warkop di Pangkep mengatakan, saat ini sangat banyak usaha warkop yang berdiri. Namun perkembangan warkop yang begitu pesat, memaksa setiap pengelola warkop untuk berupaya menampilkan ciri khas untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya.

“Kita ini pengelola warkop berusaha memuaskan pelanggan, seperti melengkapi warkop dengan jaringan wifi,” kata Asran Idrus, Sabtu, (1/10/2016).

Menurut Asran, umumnya pelanggan warkop dari kalangan anak-anak muda. Mereka umumnya menyukai nuansa warkop yang nyaman, fasilitas lengkap, berada di lokasi strategis dan unik.

anak muda di Pangkep lebih senang dengan lokasi strategis dan unik. Hal tersebut ditunjang dengan usahawan yang melihat peluang tersebut dengan membuat warkop atau cafe di lokasi lokasi yang terbilang unik, seperti di pinggiran sungai, pasar, dan stadion.

“Anak muda itu, kan suka yang baru baru dan unik, misalnya lokasi warkop di pinggir sungai, pasar atau stadion, itu yang perlu kita pikirkan untuk menarik minat pengunjung,” ucapnya.

Dengan pertimbangan peluang bisnis yang menjanjikan itu, maka Asran kembali membangun usaha warkop yang ketiga, D’Corner yang berlokasi di pinggir stadion Pangkep.

“Warkop yang baru itu (D’Coreer) dilengkapi wifi dan buku-buku bacaan, jadi selain bisa menikmati kopi dan wifi, pengunjung yang datang juga bisa membaca buku bila mau,” ujar Asran.

Pengusaha warkop lainnya, Amrullah berpendapat, semangat adalah senjata utama agar warkop dapat bertahan. Selain itu, pengelola warkop juga harus bisa mengikuti perkembangan

Pengelola warkop yang membangun usahanya di pinggiran Sungai Pangkajene yang akrab dipanggil Ulla ini mengakui sudah enam tahun menggeluti usaha warkopnya.

Enam tahun yang lalu, kata Ulla, di Pangkep hanya ada beberapa usaha warkop saja. Namun sekarang perkembangan usaha warkop makin menjamur di daerahnya.

“Dulu di Jalan Sukowati hanya ada tiga warkop, sekarang sudah enam. Belum lagi yang di pinggir jalan poros Pangkep, ruko dekat pasar serta lokasi lainnya,” kata Ulla lagi.

Ditambahkan Ulla, namun begitu dibanding anak-anak muda melakukan hal-hal negatif seperti tawuran, balapan liar, nongkrong di tempat sepi, nongkrong di warkop jauh lebih positif.

“Dibanding nongkrong di tempat sepi, tawuran, balapan liar, jauh lebih positif nongkrong di warkop. Karena kita bisa ketemu teman, keluarga, menambah informasi dan banyak lagi manfaat positipnya,” kuncinya. (*)

Exit mobile version