MAKASSAR — Rapat Senat Terbuka Luar Biasa dalam rangka pengukuhan Guru Besar Prof Dr Eliza Meiyani, M. Si dipimpin Rektor Unismuh Makassar, Prof Dr H Ambo Asse, M. Ag, Selasa (31/10/2020). Rapat Senat Terbuka Luar Biasa ini dilaksanakan di Gedung Balai Sidang Unismuh Makassar.
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Prof Ambo Asse dalam sambutannya mengatakan kepada Prof Eliza, agar jabatan sebagai Guru Besar menjadi motivasi untuk lebih banyak berkarya dalam bidang keilmuan yang ditekuninya di FKIP Unismuh Makassar. Dikatakan, setiap dosen memiliki tugas pokok tanpa kecuali termasuk Guru besar yakni, mengajar, membimbing dan menguji,
“Namun Guru Besar juga memiliki tugas khusus, yakni menulis buku, menulis jurnal, menyebarluaskan ide-ide yang berkaitan dengan ilmunya pada publik,” kata Rektor Prof H. Ambo Asse.
Jabatan Guru Besar (Profesor) merupakan jabatan tertinggi bagi seorang dosen yang memiliki keahlian dalam satu bidang keilmuan tertentu.
Dalam kesempatan tersebut Rektor juga menyampaikan bahwa Dosen Unismuh Makassar yang menyandang jabatan Guru Besar sebanyak 11 orang dari 735 orang dosen.
Sementara dosen yang bergelar lektor kepala 81 orang, lektor 141 orang, asisten ahli 350 orang dan yang masih menjadi tenaga pengajar 152 orang. Prof Ambo Asse mendorong dosen Unismuh yang sudah berpangkat lektor kepala dan sudah menyandang doktor sekiranya segera menyiapkan diri untuk berproses menjadi Guru Besar.
Menurutnya, Guru Besar sangat dibutuhkan pada setiap program studi, baik pada prodi SI maupun prodi S2, dan terutama pada prodi S3. Rektor Unismuh Makassar ini kepada Guru Besar Prof Dr Eliza Meiyani menyampaikan selamat atas perjuangannya hingga memperoleh jabatan Guru Besar dalam bidang ilmu sosial.
“Selamat kepada Prof Dr Eliza Meiyani yang berhasil menjadi Guru Besar. Saya menilai pidato Prof Eliza sangat menarik karena mempersoalkan tentang bagaimana mereposisi Abbatireng sebagai produk budaya orang Bugis Bone,” pungkas Rektor Prof Ambo Asse. (*)