MAKASSAR – Perkembangan teknologi digital mengubah secara signifikan perilaku remaja. Tak terkecuali generasi millenial yang dekat dengan internet dan media sosial.
Generasi millenial dikehidupan kesehariannya berhadapan dengan tsunami informasi. Padahal, teknologi informasi memiliki dua dampak, yakni positif dan negatif. Karena itu, generasi millenial perlu bijak dalam berinternet dan bermedia sosial.
“Generasi millenial atau Generasi Y adalah generasi yang lahir antara 1980-an hingga 2000. Bicara generasi millenial, mereka tidak jauh dari teknologi informasi,” kata Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM), Eva Meizara Puspita Dewi, S.Psi, M. Si dalam diskusi ilmiah di SMA Islam Athirah Bukit Baruga, Jalan Raya Baruga, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (30/11/2017).
Diskusi ilmiah yang bertajuk “We Are Millenials, The Future Is Us” ini digelar atas kerjasama Badan Musyawarah Jami’ah (BMJ) dan OSIS SMA Islam Athirah Bukit Baruga. Hadir antara lain Kepala SMA Islam Athirah Bukit Baruga Ibnu Hajar, S.Pd, Wakasek Kurikulum Dr. Bakry, Wakasek Kesiswaan Wardah, S.Pd, narasumber Ustadz Ashar Tomanggong, para guru, dan ratusan siswa kelas X, XI, dan XII.
Menurut Eva, jika digunakan untuk hal yang positif, internet bisa membawa kehidupan menuju arah yang lebih baik. Misalnya, untuk mengakses pengetahuan sosial, sehingga tugas-tugas sekolah lebih cepat diselesaikan. Di lain sisi, kata Eva, internet bisa mendorong penggunanya menjadi impulsif.
“Sedikit-sedikit buka handphone. Padahal, tidak ada kepentingannya. Gunakan handphone untuk hal-hal yang betul-betul penting. Jika tidak penting, maka tidak perlu menggunakannya,” kata konselor remaja ini saat diwawancarai.
Ciri-ciri generasi millenial, diantaranya punya kepercayaan diri yang tinggi, kreatif, dan memiliki prestasi yang baik di dunia akademik. Di sisi lain, generasi millenial selalu ingin terinteraksi dengan orang lain menggunakan media sosial, suka berbelanja online, suka narsis, dan sering berbeda pendapat dengan orang tua. Sebab itu, antara orang tua dan anak harus selalu membangun komunikasi yang baik.
Di tempat yang sama, Ustadz Ashar Tamanggong mengemukakan, banyak generasi millenial yang ‘yatim piatu’. Mereka mempunya orang tua, tetapi tidak ada komunikasi di dalam keluarga. Karenanya, orang tua harus mempunyai perhatian khusus pada anak. Lebih lanjut, generasi Islam mempunyai tanggung jawab terhadap keberlanjutan perkembangan agama Islam di masa mendatang.
“Generasi masa kini adalah jawaban masa depan agama Islam,” kata Ustadz Ashar. (*)