Logo Lintasterkini

Tahun 2013, Korupsi Diprediksi Meningkat

Muh Syukri
Muh Syukri

Rabu, 02 Januari 2013 09:52

ist
ist

ist

JAKARTA –  Memasuki tahun 2013 aktivitas politik dinilai makin intensif menyusul pemilu tahun 2014. Pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro mengatakan tahun 2013, justru riskan dari perilaku korupsi.

“Biasanya tahun politik akan diwarnai oleh aktivitas-aktivitas politik seperti lobi-lobi, politik transaksional, politik uang, dan kecenderungan yang paling riskan adalah kemungkinan makin maraknya korupsi karena partai berusaha menambah pundi-pundinya dari berbagai sumber,” kata peneliti politik LIPI, Siti Zuhro kepada detikcom, Rabu (2/1/2013).

Menurutnya, tahun 2013 disebut tahun politik karena Indonesia menyongsong Pemilu 2014 dimana semua partai politik yang dinyatakan lolos verifikasi akan menyiapkan dirinya untuk mengikuti kompetisi dan kontestasi Pemilu Legislatif yang rencanya akan digelar April 2014.

“Tahun 2013 ditandai oleh makin memanasnya suhu politik yang disebabkan oleh belum terbangunnya trust atau rasa saling percaya diantara partai, antara partai dengan penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu) dan juga peran DKPP yang belakangan ini keputusannya acapkali menimbulkan kontroversial. Selain itu, pola relasi antara civil society dan partai politik juga kurang komunikatif,” ucap profesor bidang politik itu.

“Memanasnya politik di 2013 juga didorong oleh kompetisi partai-partai dalam menyiapkan calonnya untuk berlaga dalam Pilpres. Berbeda dengan pilpres 2009, pilpres 2014 tidak hanya partai-partai yang mengusung calon presiden dan wakilnya, civil society juga akan menyampaikan calon pemimpin alternatif untuk diakomiodasi partai. Tuntutan-tuntutan civil society yang makin nyaring membuat iklim politik semakin panas,” lanjutnya.

Ia menuturkan, pertarungan antar parpol dalam meyakinkan publik bukanlah soal mudah. Sementara itu, kekhawatiran akan kalah dalam pemilu tak menutup kemungkinan partai-partai akan menghalalkan semua semua cara untuk menang.

“Hal yang paling riskan adalah masalah dana, karena jumlah dana yang dimiliki partai akan menentukan aktivitasnya. Semakin besar dana yang mereka miliki akan semakin besar pula aktivitas yang bisa dilakukan untuk menggerakkan massa dan kegiatan lainnya yang sifatnya mempromosikan partai dan para calon anggota dewan,” ujarnya. (dtk)

 Komentar

 Terbaru

Ekonomi & Bisnis14 Maret 2025 14:38
Toyota Hilux Rangga: Mitra Tangguh Pengusaha Sulawesi, Buktikan Keandalan di Medan Ekstrem
MAKASSAR – Sejak peluncurannya di tahun 2024, Toyota Hilux Rangga telah menjadi pilihan utama bagi pengusaha di Sulawesi yang membutuhkan kendar...
News14 Maret 2025 10:25
Frederik Kalalembang: Kapolda Sulsel yang Baru Harus Tegas Berantas Narkoba dan Korupsi
JAKARTA – Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan (Sulsel) 3, Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang, m...
News14 Maret 2025 09:47
Raih Keberkahan Bersama, IOH Berdayakan Marbot di Seluruh Indonesia
JAKARTA – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) kembali berbagi keberkahan dan mendukung sesama dengan langkah nyata. Tahun ini, Indosat mela...
News14 Maret 2025 09:41
Fakultas Vokasi Unhas Lolos ke Final MTQM Tingkat Universitas Hasanuddin
MAKASSAR – 12 Mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil melaju ke babak final Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa (MT...