LINTASTERKINI.COM – Sebuah kapal penumpang terbakar di perairan Teluk Jakarta, pada Minggu (1/1/2016). Akibatnya, sedikitnya 23 korban meninggal dunia. Informasi yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, ada sebanyak 194 penumpang selamat dari kapal KM Zahro Express itu.
“Berdasarkan data sementara, 23 orang meninggal dunia dan dari jumlah itu baru tiga jenazah yang dapat diidentifikasi. Sisa 20 jenazah kini berada di RS Polri,” ujar Sepli Madreta dari BPBD DKI Jakarta.
Sepli menambahkan, sebanyak sembilan orang masih dirawat di Rumah Sakit Atmajaya, Jakarta Utara. Lalu masih ada 17 orang yang sampai sekarang belum ditemukan.
Baca Juga :
Kepala Dinas Penerangan Armada Barat TNI AL, Mayor Laut, Budi Amin mengemukakan, insiden kebakaran menimpa KM Zahro Express sekira pukul 09.15 WIB sejauh satu mil dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. Personel TNI AL yang berada dekat lokasi langsung mendekati kapal tersebut dan memadamkan api.
Menurutnya, kapal tersebut menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, untuk bertamasya. Saat ini, KM Zahro Express sudah dievakuasi ke dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. Kapal itu dilaporkan dalam kondisi hangus terbakar. Sampai berita ini dipublikasi, belum diketahui pasti penyebab kebakaran pada kapal tersebut.
[NEXT]
Kisah Penumpang yang Selamat
Munaldi (30) salah seorang penumpang yang mengikut rombongan kapal Zehro Expres menceritakan terjadinya meledaknya kapal tersebut. Menurutnya, kejadian itu disaat dirinya bersama keluarga naik kapal dari dermaga Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara akan menuju Pulau Tidung,
Di tengah perjalanan, mesin yang berada di belakang kapal mengeluarkan asap hitam tebal. Asap tersebut muncul setelah kapal berjalan menuju Pulau Tidung sudah 30 menit.
“Penumpang yang tadinya duduk tenang kemudian panik. Langsung berlarian ke atas lantai dua kapal tersebut untuk lemparkan pelampung ke lantai 1 kapal dan ke air,” ujar Munaldi di Rumah Sakit Atmajaya, Pluit, Jakarta Utara, Minggu, (1/1/2017).
Menurutnya, saat melihat keadaan ke dalam kapal sudah tidak terlihat apa-apa. Karena sudah tertutup asap tebal. Ia melihat, penumpang banyak tidak menggunakan pelampung.
“Jadi ramai-ramai penumpang memegang ke pelampung yang berbentuk kotak. Dan setelah saya lompat, semua dengan tujuh keluargan, dan tak lama kemudian kapal meledak, namun tidak tenggelam,” tuturnya.
Ketujuh anggota keluarganya selamat, hanya ibu kandungnya yang mengalami luka bakar.
“Saya juga membawa anak usia 1 tahun, tapi alhamdulillah anak saya selamat. Empat anggota keluarga lainnya selamat,” pungkasnya. (*)
(Sumber : berbagai sumber)
Komentar