MAKASSAR – Pentas Karya Mahasiswa Makassar (PKMM) ke-VII yang diselenggarakan selama sepekan, resmi ditutup. Penutupan dilakukan langsung Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar (YPTKD), Dra. Halija Nur Tinri, M.Si di kampus II Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar, Sabtu (1/4/2017), sekira pukul 21.00 Wita.
Sebelumnya, PKMM ini dibuka Rektor Dr. Hj. Andi Niniek Fariaty Lantara, SE, MS, Minggu (26/3/2017) lalu. Kegiatan ini dihadiri para pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar, para pejabat Rektorat, dan dekan Lingkup UPRI Makassar, serta para Pekerja Seni Kampus (PSK) se-Kota Makassar.
Rombongan Yayasan, Rektor bersama dengan para dekan disambut dengan iringan gendang tradisional yang di mainkan hasil kolaborasi para peserta PKMM VII ini. Rektor Dr. Hj. Andi Niniek Fariaty Lantara, SE, MS menyatakan, ungkapan terima kasihnya kepada peserta PKMM VII yang begitu antusias menghadiri dan turut berpartisipasi dalam acara ini.
Baca Juga :
“Kami selaku birokrasi Universitas Pejuang Republik Indonesia Makasassar, sangat bangga dan berterimakasih atas kehadirannya di kampus ini,” ujarnya.
Sejak awal sampai berakhir kegiatan, apa yang telah dipentaskan menggambarkan sebagai kegiatan yang sangat mencintai nilai nilai adat dan budaya Sulawesi Selatan. Perhatian dan kepekaan para peserta dalam melestarikan adat dan budaya yang ada di sulawesi selatan terlihat jelas pada pementasan-pementasan yang dibawakan setiap lembaga, baik itu melalui pementasan theater, tari, sastra, musikalisasi, dan seni rupa.
“Kami melihat sangat jelas nuansa budaya-budaya Sulawesi Selatan yang terkandung dalam pementasan tersebut,” papar mantan Ketua KNPI Propinsi Sulawesi Selatan ini.
[NEXT]
Ketua Yayasan, Dra. Halija Nur Tinri, M.Si menyatakan, pihaknya mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap kegiatan Ini. Terutama bagi peserta Lembaga Seni Sekota Makassar.
“Semoga lembaga lembaga seni yang turut ambil bagian pada PKMM VII ini tetap solid dan terus berkarya, dan tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai adat dan budaya yang ada di Sulawesi Selatan, karena di tangan kalianlah melalui karya-karya adat istiadat dan budaya Sulawesi Selatan tetap terjaga,” ucapnya.
Bhayu Wahyudin, selaku Ketua Panitia menyatakan, PKMM VII ini adalah murni ajang silaturahmi, bukan ajang kompetisi. Karena budaya hadir di tengah-tengah masyarakat Sulawesi Selatan sebagai alat pemersatu, saling menghargai dan menunjang perjalanan roda pemerintahan.
“Budaya lahir di Sulawesi Selatan bukan untuk dikompetisikan, tetapi lahir sebagai tatanan kelompok masyarakat, yang menata kehidupan masyarakat, dan sebagai identitas diri suatu kelompok masyarakat,” kata Bhayu Wahyuddin, anggota UKM Seni dan Budaya “Sembilang” Universitas Islam Makassar. (*)
Komentar