SIDRAP – Musibah banjir telah menjadi hal yang biasa bagi Warga Kelurahan Wette’e, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap. Pasalnya, hampir di setiap musim penghujan, rumah mereka selalu menjadi langganan banjir.
Ancaman banjir itu ternyata terbukti, seperti yang terjadi, Jumat (2/6/2017), banjir bah kembali merendam puluhan rumah dan lahan pertanian milik warga Wette’e. Banjir tersebut disebabkan luapan air Danau Tempe dan Sidenreng akibat tingginya curah hujan di Kabupaten Sidrap dalam beberapa hari terakhir.
Dari pantauan langsung di lokasi, ketinggian banjir yang bermula terjadi, Kamis (1/6/2017) sudah mencapai antara 80 centimeter hingga 1,5 meter. Selain merendam pemukiman dan lahan pertanian warga, banjir tersebut juga mengakibatkan sejumlah aktifitas warga terganggu. Dimana, puluhan anak sekolah yang ingin menuntut ilmu terpaksa harus menggunakan perahu dayung.
Baca Juga :
Warga memperkirakan, ketinggian banjir akan terus bertambah. Pasalnya, curah hujan yang masih terus tinggi berpotensi banjir akan semakin meninggi.
Banjir terparah mendera pemukiman warga Wette’e yang berada di pesisir Danau Sidenreng. Namun meski sudah direndam banjir yang cukup parah, warga Wette’e tetap menolak dievakuasi, dan memilih bertahan di rumah panggung mereka masing-masing.
Salah satu staf Kelurahan Wette’e, Muhammad Nasir dalam keteranganya, Jumat (2/6/2017) mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan jumlah korban banjir untuk dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidrap.
“Terakhir, sudah ada sekitar 80-an rumah warga yang terendam banjir yang dihuni sekitar 100 KK. Banjir ini memang sudah menjadi langgan tiap tahun karena pendangkalan Danau Tempe dan Sidenreng,” ungkap Nasir.
Komentar