Lintas Terkini

Covid-19 Semakin Mengancam Sekolah, Kita Bisa Apa?

Herman Jamaluddin, Dosen STAI DDI Makassar

Oleh: Herman Jamaluddin
Dosen STAI DDI Makassar
Pengurus KNPI II Kab. Gowa, Komisi Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Indonesia kembali dalam kondisi yang mengkhawatirkan, alih-alih jumlah orang yang terpapar pandemi corona berkurang, justru yang terjadi malah sebaliknya.

Jumlah kasus terpapar kini kembali bertambah dengan virus corona varian baru. Pemerintah kembali tarik rem darurat covid-19, situasi semakin genting, para pengamat dan masyarakat ramai-ramai memberikan pendapat, kiritikan dan saran terhadap kondisi yang di alami akhir-akhir ini. Khususnya perhatian terhadap kondisi sekolah sebagai lingkungan pendidikan.

Aktivitas di lingkungan sekolah menjadi fundamental dalam membangun karakter generasi serta membentuk kepribadian, kecerdasaan, mental, inovasi dan kreatifitas generasi. Harapan banyak orang terhadap sekolah begitu besar, dalam mewujudkan generasi yang akan berguna untuk agama, bangsa dan negara.

Kendati begitu, sekolah selalu mampu menghadirkan keceriaan dan kebahagiaan generasi. Selain aktivitas belajar di dalam kelas yang menyenangkan, aktivitas belajar dan bermain di luar kelas bersama teman-teman juga memberikan proses belajar yang luar biasa.

Seperti diketahui bersama, bahwa Covid-19 mengancam efisiensi sekolah selama satu tahun lebih, sehingga selama itu pula membuat generasi Indonesia menerima pelajaran dari guru melalui daring.

Mulai dari sekolah yang ditutup, pola hidup bersih ditekankan, dan berbagai upaya lainya dilakukan agar supaya pandemi yang melanda ini cepat berakhir.

Menurut Zanti dalam buku Made Pidarta (1991:171) Sekolah adalah suatu lembaga atau tempat untuk belajar seperti membaca, menulis dan belajar untuk berperilaku yang baik. Sekolah juga merupakan bagian integral dari suatu masyarakat yang berhadapan dengan kondisi nyata yang terdapat dalam masyarakat pada masa sekarang. Sekolah juga merupakan lingkungan kedua tempat anak-anak berlatih dan menumbuhkan kepribadiannya.

Suwarno menguraikan bahwa sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di bidang pendidikan dan pengajaran, dengan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di dalam masyarakat menjadi lebih efisiensi.

Sekolah akan menjadi lingkungan pendidikan dan pengajaran yang efisiensi, jika lingkungan pendidikan yang utama setelah keluarga adalah pendidikan di lingkungan sekolah.

Alternatif keluarga terhadap anaknya agar menerima pendidikan yakni di sekolah, sebab orang tua memiliki kesibukkan. Dan di tengah-tengah kesibukan keluarga anaknya tetap menerima ilmu pengetahuan.

Bisa dibayangkan, apabila tidak ada aktivitas sekolah, sehingga pekerjaan mendidik hanya dipikul dan di bebankan cukup kepada keluarga terutama orang tua.

Betapa tidak efisiensinya seorang anak menerima pendidikan dan Ilmu pengetahuan tanpa sekolah. Masing-masing orang tua memiliki kesibukkan. Ayah sibuk mencari nafkah keluarga, ibu sibuk mengurus rumah tangga, dan saudara yang lain sibuk pula dengan urusannya masing-masing. Serta banyak orang tua tidak mampu melaksanakan pendidikan dan pengajaran.

Seluruh keterbatasan keluarga dalam mendidik anak atau generasi menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang tepat dan efisien untuk anak menerima pelajaran dan pendidikan.

Olehnya itu, aktivitas di lingkungan sekolah menjadikan anak lebih efisien dan efektif dalam menerima seluruh pelajaran serta efesien dalam menerima pendidikan.

Namun, keberadaan pandemi covid-19 dan kehadirannya hingga saat ini telah mengancam efesiensi pendidikan dan pengajaran di sekolah. Telah satu tahun lebih dan masih akan berlanjut entah sampai kapan, aktivitas pendidikan dan pengajaran melalui jarang jauh dan banyak di bebankan kepada orang tua.

Sekolah ditutup seluruh aktifitas pendidikan dan pengajaran dilakukan dari masing-masing kediaman. Pelajaran jarak jauh atau belajar melalui daring harus diakui sangat tidak efektif sebagai solusi terhadap kondisi pendidikan hari ini.

Pendidikan dan pengajaran dalam ruang lingkup sekolah dilaksanakan dalam program yang terencana dan sistematis. Sekolah dengan berbagai kelengkaannya, guru, sarana, siswa dan kurikulum yang diikat dalam manajemen pendidikan yang sistematis dan efisien.

Sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi dalam aktifitas pendidikan dan pengajaran, dilaksanakan dengan sistematis dan terukur demi tercapainya tujuan pendidikan yakni sejatinya memanusiakan manusia. Dan kita tidak ingin ada yang menghambat tercapainya tujuan itu.

Pendidikan dan pembelajaran dengan melalui daring, tentu akan mengancam keberadaan fungsi sekolah dan kurikulum yang di program secara sistimatis dan efisien. Guru dan siswa kesulitan dalam berkomunikasi melalui daring. Proses pendidikan dan pembelajaran menjadi tidak efisien.

Seluruh keterbatasan dan kekurangan dengan belajar jarak jauh yang dianggap sebagai proses sekolah, Namun berada dalam proses yang tidak sistematis dan efisien. Meskipun orang tua ikut menjadi guru di rumah.

Sekolah Alternatif

Sejak dimulainya penutupan sekolah pada awal bulan Maret 2020, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh dan diberlakukan belajar dari rumah dilakukan sampai hari ini. Mulai sekolah ditutup, menjadi kondisi yang menyedihkan yang dihadapi dunia pendidikan dan untuk kita semua.

Menjelang tahun ajaran baru di bulan juli ini, belajar jarak jauh masih menjadi obsi tepat yang harus di lakukan oleh sekolah. Dari seluruh ketidak efisiensinya proses pendidikan dan pengajaran yang terjadi dari awal bulan maret 2020 sampai sekarang, terus kita sebagai pemuda dan masyarakat yang sadar dengan hal ini, kita semua bisa apa. ?

Pemuda yang kreatif dituntut untuk terlibat dalam gerakan-gerakan nyata untuk mengobati luka yang dialami oleh kondisi pendidikan hari ini. Ditutupnya sekolah bukan berarti ikut tertutupnya pikiran kita dan inofasi kita.

Menghadirkan lembaga sosial yang mampu menjalankan fungsi sekolah dan ada aktifitas pendidikan dan pembelajaran dengan menghadirkan guru dan siswa yang juga tidak melanggar protokol kesehatan. Apakah itu bisa dilakukakn. ? tentu bisa, selagi kita bisa sama-sama serius.

Keberadaan rumah Baca atau sekolah Pustaka menjadi sekolah alternatif. Pemuda mampu memanfaatkan potensi lingkungannya untuk ikut ambil bagian dalam proses pendidikan dan penagajaran. Menghadirkan wadah pendidikan yang bisa menjadi ruang pertemuan antara guru dan siswa tanpa harus mengabaikan protkes. Selama belajaran daring berlangsung.

Sekolah alternatif seperti rumah baca atau sekolah pustaka diperlukan untuk menciptakan tujuan pendidikan. Generasi butuh tempat untuk belajar seperti membaca, menulis dan belajar untuk berperilaku yang baik. Sebab belajar memalui jaringan tidak mampu mengantarkan “empati” seorang guru pada siswanya. Pendidikan harus didasari pada empati dan hanya bisa terjadi ketika ada pertemuan. Hal tersebut dapat di wujudkan melalui sekolah alternatif.(*)

Exit mobile version