MAKASSAR — Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel telah merilis data terbaru. Sulsel dilaporkan mengalami deflasi.
Angka deflasi Sulsel tercatat sebesar 0,25 persen pada Juni lalu. Hal ini terjadi pertama kali sepanjang 2021.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulsel, Akmal mengatakan deflasi disebabkan sejumlah harga barang dan jasa mengalami penurunan, terutama di kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,71 persen.
“Disusul kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,15 persen. Sementara salah satu kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,04 persen,” ujarnya saat siaran pers melalui kanal YouTube, dikutip Jumat (2/6/2021).
Dari 5 daerah yang disurvei oleh BPS, sebanyak empat daerah mengalami deflasi. Sementara 1 daerah mengalami inflasi.
“Deflasi tertinggi terjadi di Makassar sebesar 0,31 persen, sedangkan inflasi terjadi di Watampone sebesar 0,09 persen,” jelasnya.
Sehingga, laju inflasi Sulsel sepanjang tahun kalender 2021 sebesar 1,41 persen. Sementara inflasi year to year menjadi sebesar 1,49 persen.
BPS juga melaporkan komoditas yang mengalami penurunan harga pada Juni 2021 antara lain ikan bandeng atau bolu, tarif angkutan udara, cabai rawit, kangkung, air kemasan, bawang merah, cumi-cumi, cabai merah, baju muslim wanita, dan wortel.
Sedangkan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti daging ayam ras, emas perhiasan, kacang panjang, telur ayam ras, tarif jalan tol, ikan kembung, tomat, rokok kretek filter, pasta gigi, serta daun bawang.(*)