ENREKANG – Pembangunan jembatan Battili Kabupaten Enrekang dihentikan paksa warga. Mereka menolak pembangunan jembatan itu dengan alasan tidak ada pemberitahuan sama sekali dari Pemerintah Daerah.
“Sebenarnya bukan menolak, warga cuma terkejut kenapa jembatan yang menjadi salah satu ikon Enrekang itu tiba-tiba saja dibongkar,” ujar Palad, salah seorang warga sekitar, Selasa (2/8/2016).
Palad menuturkan, pada prinsipnya, warga sekitar ingin mendapatkan kejelasan mengenai model jembatan itu nantinya.
Baca Juga :
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Enrekang, Abdullah Sanneng yang coba dikonfirmasi, belum bisa dimintai klarifikasinya terkait persoalan jembatan tersebut.
Namun demikian, informasi yang diperoleh dari sumber di Dinas PU Enrekang, pembangunan jembatan Battili tetap akan dilanjutkan. Namun rencananya, Pemkab Enrekang melalui Dinas PU akan mendatangkan pihak cagar budaya dari Provinsi untuk memastikan, apakah jembatan itu masuk sebagai cagar budaya atau tidak.
Sementara itu, seorang aktivis lingkungan di Kabupaten Enrekang, Ibrahim Suparlan Lande berharap, warga sekitar lokasi dan Pemerintah Daerah mau duduk bersama dalam menyelesaikan persoalan ini.
“Saya yakin warga sekitar punya alasan mengapa mereka menolak. Salah satunya mungkin mereka kuatir keaslian jembatan yang sudah dianggap sebagai salah satu ikon Enrekang itu akan berubah,” ungkap Ibrahim.
Namun lanjut Ibrahim, jika melihat kondisi jembatan Battili sepanjang kurang lebih 300 meter itu saat ini, memang sudah cukup memprihatinkan. Boleh dikata, sepeda saja susah lewat sehingga memang perlu segera diperbaiki.
“Mumpun sudah ada anggarannya. Kalau tidak salah, dananya berasal dari bantuan Provinsi sebesar Rp 2 Miliar, ditambah pendampingan APBD sekitar Rp 2 Miliar juga. Apa salahnya, jembatan kebanggaan masyarakat Enrekang ini dibenahi,” tandasnya. (*)
Komentar