Lintas Terkini

IDI Makassar: Pemprov Sulsel-Pemkot Makassar Harus Kompak Urus Covid-19

Prof Idrus Paturusi.

MAKASSAR — Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassarx Siswanto khawatir dengan kondisi penularan Covid-19 saat ini. Pemprov Sulsel dinilai lamban bergerak.

Menurutnya, kondisi Covid-19 di Sulsel sudah darurat. Sehingga mesti mendapat penanganan yang lebih serius dan cepat.

Melihat data penularan Covid-19 dari BNPB pada Minggu (1/8/2021), IDI Makassar menyebut angka penularan di Sulsel harus segera diintervensi.

Provinsi dengan angka penambahan pasien terkonfirmasi terbanyak yakni, Jawa Tengah sebanyak 4.234 pasien. Diikuti Jawa Timur 3.671 pasien, Jawa Barat 2.729 pasien, Jakarta 2.701 pasien, Kalimantan Timur 1.716 pasien dan Banten 1.325 pasien. Sementara Sulawesi Selatan di angka 796 pasien.

Angka tersebut turun dari sehari sebelumnya di angka 1.268 pasien dengan pusat episintrum ada di Kota Makassar. Banyak pasien OTG atau gejala ringan melakukan isolasi mandiri tiba-tiba kritis bahkan sampai meninggal dunia.

Sehingga, kata Siswanto, perlu adanya sinergi yang kompak antara Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar serta kabupaten/kota lain.

“Dulu isolasi mandiri tidak ada keluhan, sekarang kasusnya dia tidak ada keluhan awalnya tapi di pertengahan berat, kritis, sampai meninggal. Ini harus diperhatikan,” kata dia, Senin (2/8/2021).

Ia mengungkapkan, saat ini sedang terjadi lonjakan kasus yang tinggi. Bahkan diprediksi akan berlangsung hingga akhir Agustus mendatang.

“Saya lihat sekarang ada ribuan orang terkonfirmasi, sementara kapasitas RS tidak sampai segitu, mau dikemanakan semua pasien ini, kenapa lamban penanganan dari Pemprov Sulsel,” tegasnya Siswanto.

Wakil Ketua Persatuan Rumah Sakit Sulsel ini juga mengaku, Bed Occupancy Rate (BOR) ICU Sulsel sudah penuh. Artinya banyak pasien yang mengalami kritis.

Siswanto menyebutkan, banyak masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan tapi tak mampu mengakses layanan tersebut.

Misalnya, kata dia, program isolasi mandiri di Asrama Haji Sudiang yang dilaunching pekan lalu. Program tersebut dinilai belum berjalan efektif. Sosialisasinya kurang. Masyarakat juga dipersulit masuk di tempat isolasi tersebut.

“Coba berapa sekarang yang dirawat di sana, berapa banyak? Harusnya Pemprov Sulsel mengajak masyarakat untuk ikut isolasi, sampaikan ke mereka bagaimana prosedurnya, jangan dipersulit, bahkan pembukaan isolasi terintegrasi ini sedikit terlambat,” tutur Siswanto.

Dewan Pertimbangan IDI Kota Makassar, Idrus Paturusi, menambahkan, sinergitas Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar saat ini sangat penting. Termasuk kabupaten/kota lainnya.

Makanya, kata dia, perlu duduk bersama sebab ditakutkan terjadi peningkatan kasus baru maupun kematian. Di samping itu, dikhawatirkan RS penuh dengan pasien dengan varian baru.

“Yang ditakutkan saat ini dokter bersama nakes sudah berjatuhan maka pelayanan bisa lumpuh, harus ada upaya ekstra dari pucuk pimpinan di semua level,“ pungkas Idrus.

IDI Makassar pun menyarakan untuk memperbanyak pembukaan balai diklat sebagai tempat isolai. Selain itu, juga meningkatkan tracing dan testing.

“Perlu ada triase (identifikasi, red) untuk mendeteksi masyarakat yang berpotensi terpapar,” tegasnya.(*)

Exit mobile version