Tawuran Meningkat, Pemkot Makassar Dinilai Gagal

Ilustrasi/int

lintasterkini.com – Sejumlah anggota legislator menilai, pemerintah kota makassar gagal dalam melakukan pembinaan kepemudaan saat ini. salah satu indikasi meningkatnya tren tawuran antar pemuda yang terjadi saat bulan ramadhan.

Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Persatuan pembangunan (PPP) Kota Makassar, Busranuddin Baso Tika, mengatakan, pembinaan kepemudaan di masyarakat bukan hanya tangungjawab orang tua, tapi juga pemerintah. termasuk dalam menyikapi sejumlah aksi kekerasan yang menimbulkan kerugian materi hingga korban jiwa.

“Kami berharap pemerintah kota dan pihak kepolisian harus bertindak cepat dengan melibatkan seleuruh elemen pemerintah mulai dari RT/RW, lurah, camat serta Babinsa setempat untuk menanggani hal ini. Jika tidak, konflik ini akan semakin melebar dan meresahkan masyarakat,” jelasnya, Rabu (1/7).

Ia menegaskan, aksi tawuran menjelang salat subuh pasti ada penyebabnya, pasalnya fasilitas milik pemerintah juga ikut dirusak.”Perisitiwa seperti ini baru kali pertama terjadi, sebelumnya tidak. Sehingga saya berfikir ini ada kaitannya dengan pelaksaan pemilihan calon gubernur atau walikota,” ujarnya.

Kata dia, Pemkot harus membentuk tim khusus baik dari TNI dan kepolisian untuk mengusut apa motif di balik maraknya tawuran antar pemuda di Makassar saat ini.

“Jika dilihat dari aksi tawuran, pasti ada sesuatu dibaliknya. Peristiwa ini juga dapat dikaitkan dengan pelaksanaan pemilihan Gubernur (Pilgub) maupun Pemilihan Walikota (Pilwali), Sehingga patut dipertanyakan apa obsesi merusak kantor camat,” terangnya.

Hal yang sama disampaikan, Ketua DPC PDS Makassar, Nelson Marnanse Kamisi. Menurutnya, kepolisian harus mengungkapkan tabir dibalik kejadian seperti ini. Sebab dari aksi ini menimbulkan kerugian negara. “Polisi harus mencari penyebab dan siapa dalang aksi tawuran seperti ini,” tegasnya.

Ia juga meminta, pemerintah harus mampu memberikan contoh yang baik, khususnya menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah. “Semua calon yang bertemu tetap melakukan melakukan silaturahmi seperti cipika-cipiki, tapi basis pendukungnya bentrok dan saling serang. Inilah bukti keburukan demokrasi kita saat ini,”paparnya.(RS6/RS1/C)