Lintas Terkini

Perkuat Modal Sosial, LDII Sulsel Berkurban 456 Ekor Sapi

Ketua LDII Sulawesi Selatan, Hidayat Nahwi Rasul (kiri) bersama Ketua MUI Sulawesi Selatan, AGH Sanusi Baco.

MAKASSAR – Pada era yang semakin transparan dan interaktif saat ini, kesalehan sosial semakin dibutuhkan. Kesalehan sosial sebagai bentuk kepedulian dan kesediaan berkorban untuk sesama. Dengan dirawatnya kesalehan sosial, maka rasa kebersamaan dan solidaritas diantara sesama makhluk sosial tetap terjaga.

Menurut Ketua Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan, Hidayat Nahwi Rasul, berkurban di Hari Raya Idul Adha sama halnya merawat ruang sosial. Berkurban diharapkan menghadirkan modal sosial yang kuat sebagai bangsa.

“Semakin kuat modal sosial kita sebagai bangsa, maka, ketakwaan kita pun semakin berkualitas,” kata Hidayat di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat,(1/9/2017).

Adapun rekapitulasi sementara jumlah hewan kurban warga LDII se-Sulawesi Selatan hingga Jumat (1/9/2017) siang, sapi mencapai 456 ekor dan kambing sebanyak 65 ekor. Data sementara, DPD LDII Luwu menempati posisi teratas dengan 133 ekor sapi. Selanjutnya diikuti LDII Makassar 82 ekor sapi, LDII Gowa 60 ekor sapi, LDII Wajo 36 ekor sapi, dan LDII Lutim 23 ekor sapi.

“Dalam dimensi spiritual, berkurban sebagai bentuk ketakwaan, kesetiaan, dan ketaatan manusia kepada sang khalik sebagai wujud ketaatan dan ketakwaan Nabi Ibrahim dan Ismail kepada Allah SWT,” ujar anggota dewan pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan ini.

Upaya membangun ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT tersebut kemudian termanifestasi dalam bentuk kesalehan sosial. Hal itu dilakukan dengan cara saling berbagi daging kurban.

Ia pun berharap, Umat Muslim yang sedang menunaikan rukun Islam yang kelima diberi kelancaran. Ia pun juga ikut mendoakan saudara-saudara sesama Umat Muslim yang sedang berhaji.

“Semoga mereka dikaruniai kesehatan, kekuatan, dan keselamatan sehingga dapat meraih haji yang mabrur,” tutupnya.

Sementara itu, Wakil Ketua LDII Sulawesi Selatan, Suyitno Widodo mengatakan, hikmah hari Raya Idul Adha ialah membangun karakter ikhlas dalam hati. Sehingga rasa ikhlas ini menjadi pondasi dasar dalam rangka menguatkan hubungan antar sesama manusia sebagai makhluk sosial.

“Hakikat kesalehan sosial ialah kemauan untuk saling membantu. Kepekaan sosial adalah ciri orang yang beriman,” kata Suyitno. (*)

Exit mobile version