MAKASSAR — Dai Kondang asal Sulsel Ustadz Das’ad Latif saat hadir menjadi penceramah pada acara Tabligh Akbar Pemuda Makassar dan Polrestabes Makassar di depan Polrestabes Makassar.
Dalam isi ceramahnya, Dai Kondang asal Sulsel Ustaz Das’ad Latif meminta anak-anak muda di Makassar untuk tidak lagi, ugal-ugalan jika mengantar jenazah.
Hal tersebut disampaikan Das’ad Latif saat hadir menjadi pembicara pada acara Tabligh Akbar Pemuda Makassar dan Polrestabes Makassar di depan Polrestabes Makassar, jalan Ahmad Yani, kecamatan Wajo Jumat (1/9/2023).
“Jangan kayak orang demo kalau mengantar jenazah,” ujar Das’ad Latif.
Diceritakan Das’ad Latif, keluarganya yang ada di Jawa sempat heran melihat fenomena yang kerap terjadi di kota Makassar itu.
“Sepupu saya di Jawa bilang heran melihat kita seperti itu,” ucapnya.
Tambah lulusan Sospol Unhas itu, jangan sampai anak-anak muda yang tadinya niat mengantar jenazah justru ikut diantar karena mengalami kecelakaan.
“Jangan sampai tadinya kau mengantar jenazah, tapi karena ugal-ugalan kayak orang demo, kau kecelakaan, kepalamu dilindas ban mobil, celaka kau,” tegas pria yang juga sebagai Dosen di Unhas itu.
Lebih lanjut, Das’ad Latif menuturkan, dirinya emoh mendoakan jika mendapati iring-iringan jenazah di jalanan dan pengantarnya ugal-ugalan.
“Saya biasa kalau pulang mengajar dari unhas baru ada mengantar jenazah dan kajili-jili, tidak kudoakan. Tapi kalau baik-baik ji, saya doakan,” kuncinya.
Sebelumnya, pengantar jenazah yang kerap merugikan warga mengundang perhatian Kapolda Sulsel, Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso.
Orang nomor satu di Mapolda Sulsel itu mengatakan, permasalahan tersebut sudah jadi perhatian pihaknya sejak dari dulu.
Bahkan dalam pertemuannya dengan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, salah satu masalah sosial yang dibahas yaitu aksi pengantar jenazah yang kerap ugal-ugalan di jalan.
Olehnya, Setyo memerintahkan seluruh jajarannya untuk aktif memantau masyarakat di sekitarnya apakah ada yang sedang berduka.
Jika ada, kata Setyo, kepolisian setempat wajib mendatangi dan melihat apakah perlu atau tidak dilakukannya pengawalan saat akan dimakamkan.
“Saya menyampaikan di masing-masing daerah, itu ada Bhabinkamtibmas dan saya sudah perintahkan kepada Binmas dan Bhabin, kalau ada yang meninggal datang ke tempat rumah duka. Terus lihat apakah perlu pengawalan,” ujar Setyo Boedi, kemarin.
Tambahnya, dia telah meminta Kapolsek mengetahui dan mengawal kondisi wilayahnya masing-masing.
“(untuk) Kapolsek sudah saya perintahkan, Bhabin wajib mengetahui kalau ada warganya yang meninggal di wilayah hukumnya. Ini wajib didatangi, ditanyakan di makamkan di mana, butuh pengawalan di jalan raya atau tidak. Ini harus direspon dengan baik untuk Kamtibmas agar terhindar dari gesekan,” terangnya.
Jenderal polisi berpangkat dua bintang itu mengaskan, pengawalan pengantar jenazah penting dilakukan.
Alasannya, dari beberapa yang terjadi, dipicu oleh pengantar jenazah yang memaksa membuka jalur.
Dituturkan Setyo, pembukaan jalur hanya bisa dilakukan oleh pihak kepolisian. Adapun rombongan pengantar jenazah tak punya kewenangan atas hal tersebut.
“Harus dikawal, karena kasus-kasus yang terjadi merupakan kejadian dengan pengawalan yang dilakukan oleh keluarga mereka. (Di jalan) terjadi gesekan karena ingin membuka jalan yang sebenarnya tidak ada kewenangan untuk itu, tapi kewenangan itu harus dari kepolisian,” tukasnya.
Setyo mengimbau kepada masyarakat untuk ikut bekerjasama mewujudkan Kamtibmas. Aktif melapor ke kantor kepolisian setempat jika membutuhkan pengawalan dalam pengantaran jenazah.
Selain itu, Setyo juga menyampaikan, seluruh proses pengawalan yang dilakukan pihaknya tidak berbayar alias gratis.
“Ini saya imbau kalau misalnya butuh pengawalan silahkan laporkan pada Polsek terdekat, atau ke Polres nanti Polresnya memberikan pengawalan. Ini akan dipedomani, jadi yang membutuhkan pengawalan silahkan laporkan ke polisi akan kita berikan pengawalan,” kuncinya.
Kegiatan tabligh Akbar yang digelar didepan markas komando Polrestabes Makassar ditutup dengan memberikan tiga hadiah umroh dan sebuah sepeda listrik untuk tiga pemuda pemudi Makassar yang dipilih langsung didepan panggung tabligh Akbar.