MAKASSAR – Pemerhati masalah sosial di Makassar Wahyu Chandra mengatakan, publik berhak mengetahui dampak pemadaman menyeluruh (black out) listrik di Sulselbar. “Publik berhak tahu penyebab kebakaran PLTU Tello dan dampak yang terjadi terhadap layanan listrik PLN di Sulselbar,” kata Wahyu yang juga Manajer Pengembangan Media Jurnal Celebes di Makassar, Kamis (1/11/20120.
Beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan mengalami pemadaman listrik akibat adanya ledakan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tello, Rabu malam.
Menurut Wahyu, dampak yang dimaksud adalah jika kondisi kelistrikan di Sulselbar tersebut belum normal, maka harus dijelaskan sampai kapan dan apa upaya pihak PLN mengantisipasinya.
“Apakah dengan pemadaman bergilir atau semacamnya, sehingga masyarakat bisa bersiap-siap menghadapinya,” katanya.
Dia mengatakan, pentingnya pihak PLN memberikan penjelasan, karena itu termasuk jenis informasi serta merta atau informasi yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Sementara itu, Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Sulselbatra, M Yamin Loleh mengatakan, saat terjadi kebakaran beban listrik mencapai 540 megawatt (MW). Hal itu menyebabkan gangguan interkoneksi jaringan kelistrikan PLN, sehingga hampir seluruh wilayah Sulsel padam.
Hanya daerah seperti Parepare, Pinrang, Polewali, Majene yang listriknya tidak terimbas gangguan kelistrikan PLN yang bersumber dari mesin pembangkit PLTU Tello, karena daerah tersebut mendapat pasokan listrik dari PLTA Bakaru.
Sementara Kota Makassar dan sekitarnya hingga ke wilayah Luwu Raya, serta daerah selatan Sulsel tetap gelap gulita hingga terbit fajar. Hal itu disebabkan karena pembangkit listrik di PLTU Tello yang menyuplai daya listrik untuk wilayah itu, keluar dari sistem, sehingga membutuh waktu yang cukup lama untuk pemulihan. (ant)
Komentar