MAKASSAR — Cuplikan video lawas penampilan Pandji Pragiwaksono di panggung stand-up comedy kembali viral dan memicu kemarahan besar masyarakat Toraja. Dalam video berdurasi sekitar satu menit itu, Pandji melontarkan candaan yang dianggap menyinggung adat dan kepercayaan warga Toraja, khususnya soal tradisi pemakaman atau Rambu Solo’.
Dalam materi lawakannya, Pandji menyebut banyak warga Toraja menjadi miskin karena memaksakan diri menggelar pesta kematian yang mahal. Ia bahkan menambahkan bahwa ada keluarga yang tidak mampu memakamkan jenazah hingga “membiarkan” jasad kerabatnya disemayamkan di ruang tamu, di depan televisi.
“Di Toraja, kalau ada keluarga yang meninggal, makaminnya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya,” ujar Pandji dalam potongan video itu.
Baca Juga :
- Pandji Pragiwaksono Tanggapi Isu Denda Adat Toraja Rp2 Miliar dan 96 Hewan: “Belum Ada Keputusan Resmi”
- Soal Guyonan Pandji, Frederik Kalalembang: Harkat Orang Toraja Tak Layak Dijadikan Candaan
- Jaga Warisan Leluhur, Sejumlah Tokoh Toraja Dorong Penyelesaian Sengketa Tongkonan Secara Adat dan Musyawarah
“Dan banyak yang nggak punya duit untuk makamin, akhirnya jenazahnya dibiarin aja gitu. Ini praktik umum. Jenazahnya ditaruh aja di ruang TV, di ruang tamu gitu. Kalau untuk keluarganya sih biasa aja ya, tapi kalau ada yang bertamu kan bingung ya. Nonton apapun di TV berasa horor,” lanjutnya, disambut tawa penonton.
Pernyataan itu sontak membuat warga Toraja naik pitam. Banyak yang menilai candaan tersebut tidak lucu dan terkesan merendahkan tradisi yang sarat makna spiritual dan kekeluargaan. Bagi masyarakat Toraja, menyemayamkan jenazah di rumah bukan hal aneh, melainkan simbol kasih dan penghormatan terakhir sebelum prosesi adat dilakukan.
“Lucu buat dia, tapi menyakitkan buat kami,” tulis salah satu warganet di kolom komentar.
“Adat Toraja bukan horor, tapi bentuk cinta dan penghormatan pada leluhur,” tegas pengguna lainnya.
Video tersebut kini tersebar luas di berbagai platform seperti TikTok, Instagram, dan X (Twitter), disertai ribuan komentar yang mengecam. Hingga Minggu malam (2/11/2025), Pandji belum memberikan klarifikasi atau permintaan maaf resmi, sementara tagar #PandjiMintaMaaf mulai ramai digunakan warganet.
Masyarakat Toraja berharap Pandji segera menyampaikan klarifikasi terbuka, agar kesalahpahaman ini tidak semakin melebar. Mereka menegaskan, adat bukan bahan lelucon, apalagi jika menyangkut nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun. (*)


Komentar