MAKASSAR – Koalisi Aktivis Makassar (KAM) mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian dari Polrestabes Makassar dan Polsek Panakkukang saat melakukan pengamanan aksi unjuk rasa memperingati Hari pendidikan Nasional (Hardiknas), di bawah jembatan fly Over, Jalan urimp Sumiharjo, Senin (2/5/2016).
Hal itu membuktikan bahwa Kapolda Sulsel yang baru Irjen Pol Anton Charliyan gagal mengamankan aksi demo. Buktinya, terjadi bentrokan dan sebanyak tiga mahasiswa ditangkap karena diduga memprovokasi.
Dua diantaranya mendapat penganiayaan hingga menyebabkan luka. Mereka yakni Iwan, Agung Purba dan Anis.
Anis mengalami luka di pipi kanannya lantaran diduga akibat benturan benda keras. Sedangkan Agung Purba, mahasiswa luka di kepala bagian belakang berupa luka memar dan terdapat pula benjolan yang diduga benturan benda keras.
Melalui rilisnya yang diterima lintasterkini, Selasa (3/5/2016), Ansar Makkasau dan Muhammad Awal Batara Sakti selaku Presidium KAM merasa geram atas tindakan oknum anggota kepolisian yang melakukan tindakan penganiayaan. Ia menganggap Kapolda Sulsel Irjen Pol Anton Charliyan dianggap gagal menangani aksi unjukrasa di Makassar.
“Kami menganggap bahwa pola penanganan dari unjuk rasa yang dilakukan oleh Polrestabes Makassar dan Polsek Panakkukang, telah gagal karena tidak sesuai dengan slogan yang selama ini didengung dengungkan. Yaitu pengayom, pelayan dan pelindung masyarakat,” papar Ansar.
KAM mengaku akan kembali melakukan aksi unjukrasa guna mendesak Kapolda Sulsel , Irjen Pol Anton Charliyan, untuk segera menindak anggotanya dan juga mencopot Kapolsek Panakukang. (*)