MAKASSAR – Akademisi berpeluang besar menang di pemilihan kepala daerah (pilkada) atau pilwali Makassar 2018 mendatang. Hal ini sudah dibuktikan beberapa figur seperti di Bantaeng, Tana Toraja, dan beberapa daerah lain.
Hal ini disampaikan pengamat sosiologi politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr Andi Haris kepada wartawan, Ahad (2/7/2017). Kata dia, jika akademisi tersebut memiliki pengalaman dalam dunia politik atau pemerintahan, maka peluangnya akan semakin terbuka.
“Peluang akademisi itu bagus, tapi akademisi yang kompoten atau punya pengalaman dalam mengelolah birokrasi dan dunia politik,” ungkap Andi Haris.
Andi Haris mengatakan, akademisi punya banyak gagasan dan teori-teori dalam mengelolah pemerintahan, mengeksplor potensi sumber daya alam, mengembangkan pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
“Akademisi punya analisa yang kuat untuk memecahkan masalah, menekan tingkat kesenjangan sosial, meningkatkan kualitas pendidikan dan mengeksplor potensi daerah,” tambahnya.
Diakhir penyampaianya, Andi Haris berpesan, hal terpenting bukan menang dalam pertarungan tapi bagaimana bisa menjalankan amanah rakyat. Menurut dia, calon kepala daerah diharapkan jangan terlalu banyak janji yang ujung-ujungnya tidak bisa ditepati.
“Menjaga amanah rakyat itu yang terpenting,” tutupnya.
Diketahui, Pilkada serentak 2018 mendatang, sejumlah akademisi telah menyatakan diri untuk bertarung. Seperti Bachrianto di Luwu, Andi Mustaman di Makassar dan Andi Asti Fajar di Sinjai. (*)