ATAMBUA – Ciri khas keramahan penduduk Indonesia tercermin salah satunya dari sikap yang ditunjukkan masyarakat Kota Atambua di sepanjang perjalanan yang dilalui rombongan Bakamla menuju Kampung Adat Mata Besi di Kampung Sesekue, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu, Selasa (3/7/2018). Kehadiran subbagian Humas Bakamla yang dipimpin Kabag Humas dan Protokol, Kolonel Laut (KH) Drs. Toni Syaiful disela-sela mempersiapkan kegiatan soialisasi layanan publik dan tanam mangrove.
Ia didampingi oleh Margareta Sin, salah satu anggota keluarga Kampung Adat Mata Besi. Disepanjang jalan tak henti-hentinya berpapasan dengan masyarakat setempat yang menyambut dengan ucapan salam disertai senyuman.
Kasubbag Humas Bakamla, Mayor Marinir Mardiono menuturkan, sesampainya di lokasi, rombongan disambut hangat oleh Ketua Kelompok Adat, Linus Maniek yang merupakan tetua dari 12 suku. Rombongan juga berkesempatan untuk menyaksikan pembukaan Festival Forohai.
Bahkan tim Bakamla tak ingin melewatkan ritual yang sedang berlangsung dalam festival bertema “Membidik Peran dan Fungsi Mako’an dalam masyarakat adat” ini agar lebih mengenal budaya masyarakat setempat.
“Mako’an merupakan juru kunci dari tatanan pengetahuan budaya yang memegang peran sangat urgent dalam tatanan adat masyarakat Belu,” jelas Mardiono.
Kehadiran Bakamla dalam kegiatan yang didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Platform Indonesiana serta Pemkab Belu dan berbagai komunitas lokal Belu ini juga merupakan wujud untuk menghargai, menghormati dan lebih mengenal masyarakat dan adat setempat. Bahkan Kolonel Toni beserta staf juga ikut menikmati atraksi seni budaya, pertunjukan tenun ikat serta permainan tradisional dalam segmen penyemarak festival tersebut. (*)