MAKASSAR – Pelarian Abd Nasir Umar alias Dado (58), pelaku penganiayaan yang mengakibatkan mantan Kepala Sekolah SMAN 1 Makassar meninggal dunia akhirnya terhenti. Dia pria paruh baya ini diringkus di Desa Dusun Pendukuan Desa Sumberjo,Kecamatan Wonomulyo,Kabupaten Polman, Sulawesi Barat.
Penangkapan pelaku juga dramatis. Soalnya saat pelaku melihat petugas datang mengepung tempat persembunyiannya, ia langsung melompat dari jendela. Namun lokasi sudah di blokade petugas kepolisian tim gabungan tim Resmob Polsek Panakkukang yang di beck up Resmob Polda Sulsel.
Usai melakukan penganiayaan terhadap korban yang diketahui mantan Kepala Sekolah SMAN 1 Makassar yakni Dr Zakaruddin yang merupakan adik iparnya sendiri, Sabtu (28/7/2018), pelaku langsung kabur.
Baca Juga :
Akibat kejadian itu korban mengalami luka di sekujur tubuhnya sehingga dilarikan ke Rumah Sakit Dr.Wahidin Sudiro Husodo. Tidak hanya iparnya menderita luka, keponakannya bernama Ilham dan Rezky juga terluka.
Tiga hari korban (Zakaruddin),mendapat perawatan intensif di RS.Dr.Wahidin Sudiro Husodo, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, pada Selasa (31/7/2018),sekira pukul 08.00 Wita. Dari sini petugas kepolisian setelah menerima laporan hingga kemudian turun melakukan penyelidikan.
Kanit Resmob Polda Sulsel AKP Edy Sabhara yang berhasil mendeteksi keberadaan pelaku selanjutnya mengintruksikan personel Resmob Polsek Panakkukang yang di beck up Resmob Polda Sulsel untuk mengepung persembunyian pelaku yang tengah berada di Kabupaten Polman,Sulawesi Barat. Tak butuh waktu lama Tim gabungan Resmob langsung bergerak ke lokasi yang dimaksud.
Alhasil pelaku berhasil diringkus, meski sebelumnya sempat terlibat kejar-kejaran. Bahkan, petugas kepolisian melepaskan tembakan ke udara sampai tiga kali yang membuat nyali pelaku ciut. Pelaku akhirnya menyerah, yang selanjutnya digelandang ke Makassar untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut, Rabu (1/8/2018).
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani yang dikonfirmasi membenarkan penangkapan seorang tersangka penganiaya mantan Kepsek tersebut.
“Pelaku sudah diamankan. Dari penuturan pelaku jika dirinya mengakui perbuatannya menganiaya korban yang tak lain adikiparnya sendiri dengan menggunakan batu dan besi. Pelaku mengaku melepari batu korban seketika korban terjatuh yang selanjutnya memukuli korban pakai besi. Saat itu dua anak korban sempat melerai, namun pelaku yang tersulut emosi juga memukuli kedua anak korban,”beber Dicky.
Adapun motifnya, kata Dicky, pelaku menduga istrinya selingkuh bersama korban. Pelaku mengaku pernah melihat korban bersama istrinya saat hubungan rumah tangganya tak harmonis.
“Jadi pelaku ini sakit hati terhadap korban, ia menduga istrinya berselingkuh terhadap korban,” tambahnya. (*)
Komentar