LINTASTERKINI.COM – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku mendapat dukungan dari Rusia dan China ketika dia mengeluh soal Amerika Serikat (AS). Dukungan itu disebut Duterte disampaikan saat pertemuan di Laos bulan lalu.
Duterte menyebut Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev setuju dengan tindakannya yang mencerca AS.
“Saya bertemu dengan Medvedev, dan saya mengungkapkannya sekarang. Saya mengatakan padanya situasinya, mereka menyulitkan, mereka tidak menghargai, mereka tak tahu malu,” kata Duterte dalam sebuah pidato seperti diberitakan Reuters, Senin (3/10/2016).
Baca Juga :
“Dia mengatakan ‘Itulah sebenar-benarnya Amerika’, dan dia bilang ‘kami akan membantumu’,” imbuh Duterte tampa menjelaskan lebih detail tentang keluhannya itu.
Kegeraman Duterte meningkat ketika Presiden Barack Obama menyebut keprihatinannya tentang rencana perang Duterte melawan narkoba. Gedung Putih bahkan membatalkan pertemuan antara Obama dengan Duterte di Laos setelah Duterte menyebut Obama ‘anak pelacur’.
Selain itu, Duterte juga mengaku ‘curhat’ dengan China dan mendapatkan dukungan.
“China mengatakan ‘bersisianlah dengan kami, kamu tak dapat keuntungan’,” ucap Duterte.
Dalam beberapa kesempatan, Duterte mengaku tengah merencanakan untuk membuka aliansi baru dengan Rusia dan China. Aliansi yang dimaksud khususnya dalam rangka perdagangan dan pemasaran sebagai bagian dari tujuannya mengejar kebijakan luar negeri yang independen.
Beberapa sumber mengonfirmasi kepada Reuters bahwa delegasi bisnis Filipina akan menemani Duterte dalam kunjungan ke Beijing pada 19-21 Oktober mendatang. (*)
(Sumber : detiknews.com)
Komentar