Lintas Terkini

Peringati Tahun Baru Islam, UMI Makassar Gelorakan Semangat Baru

Seremoni peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram di Kampus UMI Makassar.

MAKASSAR – Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1438  Hijriyah, keluarga besar civitas Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menggelorakan semangat baru dengan berbagai kegiatan di di Kampus tersebut, Minggu, (2/10/2016). Pada momentum pergantian Tahun Baru Islam 1 Muharram  kali ini, UMI Makassar menggelar ragam kegiatan antara lain dzikir, doa bersama, ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang, gerak jalan sehat dan kuliah umum.

Rektor UMI Makassar Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar menjelaskan, peringatan Tahun Baru Islam dari dari tahun ke tahah, seluruh civitas akademika UMI aktif melaksanakan berbagai kegiatan untuk memeriahkannya. Meski demikian, lanjut Masrurah, kegiatan Tahun Baru Islam ini berbeda dengan tahun sebelumnya.

Kata rektor ini, peringatan 1 Muharram tahun-tahun sebelumnya hanya dilakukan secara serimonial saja. Namun, kali ini pihaknya menggelerokan dengan semangat baru yaitu menyajikan dengan berbagai kegiatan religius.

Dikatakan, pergantian Tahun Baru Islam ini perlu adanya peningkatan semangat kerja dari tahun sebelumnya. Dia menginginkan para pegawai di lingkup UMI Makassar dapat menjadikan hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW menjadi spirit dalam melakukan hal kebaikan dan perubahan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kita meneladani masa lalu spirit hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW, dimensi sekarang yaitu program kerja yang telah kita lakukam selama ini harus dievaluasi. Hal itu dilakukan dalam meningkatkan spirit kerja agar menjadi lebih baik khususnya bagi kemajuan UMI Makassar,” kata Hj Masrurah.

Lebih lanjut Ketua BAN PT ini mengatakan, memperingati tahun baru adalah agenda tahunan. Namun harus diimbangi dengan intropeksi diri, untuk melihat apa yang perlu dibenahi dan apa yang perlu ditingkatkan. Menurutnya, tahun Baru Hijriyah dijadikan sebagai momentum untuk merenungkan kembali kondisi masyarakat dan kebangsaan kita saat ini.

“Tidak lain karena peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad SAW sebetulnya lebih menggambarkan momentum perubahan masyarakat, ketimbang perubahan secara individual,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version