PAPUA – Untuk mengantisipasi adanya titik api pada musim panas tahun 2017, Korindo Group menggelar latihan simulasi kebakaran di Boven Digoel Papua bekerja sama dengan Polres Boven Digoel, Satuan Yonif TNI, dan Dinas Pemadam Kebakaran, Jumat pekan lalu. Latihan ini merupakan inisiatif Tim Siaga Api yang dibentuk Korindo untuk langkah antisipasi dan penanggulangan kebakaran.
Seluruh unit usaha Korindo Group memang berkomitmen dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutan di Papua. Oleh karena itu, Korindo membentuk Tim Siaga Api yang terdiri dari beberapa elemen masyarakat seperti Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), TNI, dan Polri.
“Kami ingin meningkatkan awareness masyarakat dan instansi setempat tentang potensi risiko kebakaran hutan serta metode penanggulangan dan penanganan yang efektif,” ujar Satuman, Kepala Seksi Umum Korindo Group.
Baca Juga :
Hampir 300 personel dilibatkan untuk melakukan simulasi apabila terjadi kebakaran hutan. Pada umumnya kebakaran hutan disebabkan oleh faktor alam dan ketidaksengajaan masyarakat seperti api yang lupa dimatikan saat berburu atau membuang puntung rokok sembarangan.
Kegiatan simulasi dilakukan mulai dari pendeteksian titik api (hotspot), briefing tim pemadam, perjalanan menuju lokasi, hingga pemadaman api sesuai dengan prosedur pengendalian kebakaran hutan. Tim Siaga Api memang dibentuk untuk memonitor dan mencegah kebakaran serta membantu sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan rasa aman dan kenyamanan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi Korindo di Papua.
“Tim Siaga Api merupakan bagian dari kewajiban kami untuk menjaga wilayah Papua, bukan hanya wilayah operasi kami, tetapi juga wilayah Boven Digoel secara keseluruhan,” sambung Satuman.
Perwakilan dari Kepolisian Resor (Polres) Boven Digoel, Iptu Robert Sonwogono mengungkapkan bahwa latihan dan simulasi ini secara rutin dilakukan bersama Korindo Group. Iptu Robert juga tak pernah lelah melakukan imbauan kepada masyarakat agar dapat bersama-sama menjaga hutan Papua dari api.
“Kami memang sudah bekerja sama dengan Korindo untuk menggelar simulasi semacam ini,” ujar Robert.
Ia menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat yang disampaikan pimpinan di tingkat Polda maupun Polres tentang pencegahan dan penanganan kebakaran hutan. Terkait beberapa pernyataan misi informasi dari pihak LSM yang mengatakan terjadi kebakaran besar-besaran di Papua, Robert menanggapi bahwa kebakaran di lokasi hutan hanya terjadi sekali pada tahun 2015 dan tidak berdampak luas.
“Pada 2015 hanya ada satu kebakaran hutan di sekitar sini dan sama sekali tidak berdampak besar. Wilayah yang terbakar juga tidak luas karena kami bergerak cepat dengan perusahaan (Korindo), aparat, dan masyarakat setempat,” papar Robert.
[NEXT]
Tentang Korindo
Korindo adalah perusahaan Indonesia yang berdiri sejak tahun 1969, dengan fokus awalnya adalah bisnis kehutanan atau dulu di sebut Hak Penguasaan Hutan (HPH). Pada tahun 1979 Korindo memulai industri kayu lapis.
Keputusan tersebut adalah keputusan yang sangat tepat dikarenakan pada tahun 1983 Indonesia mulai menghentikan ekspor kayu bulat. Selanjutnya pada tahun 1984, Korindo membangun industri kertas daur ulang untuk memenuhi konsumsi dalam negeri yang pada waktu itu masih 100% impor.
Keputusan tersebut sangat signifikan sehingga menurunkan harga kertas nasional. Pada tahun 1993, Korindo memulai bisnis HTI di Kalimantan Tengah, pada tahun 1993 itu atas permintaan pemerintah pusat Korindo diminta untuk membantu pembangunan Papua dengan dimulai dengan membangun industri kayu lapis.
Selanjutnya pada tahun 1995, Korindo memulai pembangunan industri kelapa sawit. Pada tahun 2013, Korindo membangun industri pengolahan kayu terpadu. Terakhir pada tahun 2016, memulai pembangunan proyek percobaan penanaman padi di Merauke untuk membantu program pemerintah mencapai swasembada pangan. (*)
Komentar