BALI – Sebuah langkah signifikan diambil oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendukung pendidikan yang berwawasan lingkungan. Penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara kedua kementerian ini berlangsung dalam acara Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kuta, Bali, pada Sabtu (4/1/2024). Acara ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, serta sejumlah pejabat tinggi lainnya.
MoU ini menyoroti peningkatan jumlah dan kualitas sekolah Adiwiyata, yaitu sekolah yang mengintegrasikan prinsip ramah lingkungan dalam seluruh aktivitasnya. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyatakan bahwa pendidikan dasar adalah fondasi penting untuk membangun generasi yang mencintai alam. “Kerja sama ini bertujuan menciptakan budaya bangsa yang berwawasan lingkungan dan beradab. Pendidikan harus mengajarkan cinta lingkungan sejak dini,” ujarnya.
Tujuan utama dari kerja sama ini adalah memastikan pendidikan tidak hanya mengajarkan materi akademis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan. Hal ini diharapkan dapat mencetak generasi muda yang terampil dalam pengelolaan sampah sejak dini.
Mengatasi Sampah dari Hulu
Baca Juga :
Dalam sambutannya, Abdul Mu’ti menegaskan pentingnya penanganan sampah dari hulu melalui pendekatan berbasis pendidikan. “Membersihkan sampah itu penting, tetapi lebih penting lagi menanamkan budaya hidup bersih sejak dini. Guru berperan besar dalam membimbing siswa untuk hidup bersih dan sehat,” katanya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyoroti fakta bahwa 80% sampah laut berasal dari daratan. “Pengelolaan sampah harus dimulai dari sumbernya dengan melibatkan semua pihak, termasuk dunia pendidikan. Paradigma pengelolaan sampah perlu bergeser dari penanganan di tempat pembuangan akhir ke pengelolaan di tingkat hulu,” tegas Hanif.
Sebagai bagian dari komitmen ini, Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kuta melibatkan 2.115 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk siswa, komunitas masyarakat, tenaga kebersihan, dan penggiat lingkungan. Mereka membersihkan sepanjang dua kilometer pantai dengan sistem pemilahan sampah.
“Kegiatan ini bertujuan mengedukasi masyarakat, memperkuat strategi pengelolaan sampah, dan menjadi langkah konkret dalam penanganan sampah laut di Bali. Kami berharap Bali dapat menjadi contoh nasional dalam pengelolaan sampah laut,” ujar Hanif.
Kerja sama ini didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. MoU ini menjadi langkah strategis untuk menyelaraskan pendidikan dan pengelolaan lingkungan. Menteri Abdul Mu’ti berharap kesepakatan ini dapat meningkatkan jumlah sekolah Adiwiyata sekaligus menciptakan generasi muda yang peduli lingkungan.
“Dengan kolaborasi ini, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang,” pungkas Abdul Mu’ti. (*)
Komentar