Lintas Terkini

Kapolri : Peci Disobek, Sorban Disobek Seolah Ada Penyerangan Ulama

JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan ada sekelompok orang yang sengaja membesar-besarkan berita isu penyerangan ulama. Hal itu diketahui setelah Tito membentuk tim Satgas Khusus yang dipimpin Irjen Gatot dan berhasil membongkar kelompok Muslim Cyber Army (MCA) dan eks Saracen. Beberapa pelaku ditangkap di lokasi berbeda.

“Isu penyerangan ulama itu sebenarnya seperti apa? Bergeraklah Irjen Gatot dan timnya ke Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, semua daerah yang ada isu. Seminggu lebih bekerja, ternyata isu penyerangan ulama ada empat klasifikasi,” kata Tito saat berkunjung ke SMK Islam Perti, Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (3/3/2018).

Yang pertama, kata Tito, ditemukan 45 isu penyerangan terhadap ulama. Namun, saat didalami ternyata hanya ada tiga kasus yang korbannya adalah ulama atau pengurus masjid yang terjadi di Jawa Timur satu kasus dan dua kasus di Jawa Barat.

“Tersangka semua ditangkap. Didalami ada gangguan kejiwaan sudah diperiksa. Oleh opini satu, opini dua, opini tiga. Tiga ahli psekiater. Semua bilang pelaku gangguan kejiwaan. Peristiwa ini peristiwa sepintas, tapi di media sosial dibumbui,” kata Tito.

Kemudian yang kedua lanjut Kapolri, ada peristiwa yang sengaja direkayasa. Kasus penyerangan ulama ini tidak ada tetapi melaporkan kepada polisi dengan mengaku telah menjadi korban penganiayaan.

“Ini ada empat kasus, Cicalengka, Ciamis, kemudian pelosok Kediri, dan terakhir di Balikpapan. Ke-empatnya (lokasi) telah direkonstruksi semua, dan empat-empat nya ngaku bahwa peristiwa itu tidak ada. Peci disobek, sorban disobek seolah diserang dengan parang. Mereka sudah mengaku di publik di media dipublikasi. Dengan alasan ingin mendapat perhatian karena kekurangan ekonomi. Tapi kita dalami terus,” beber Kapolri.

[NEXT]

Yang ketiga, yakni kelompok MCA dan ex Saracen menggunakan isu memanfaatkan korban penganiayaan yang korbannya bukan ulama tetapi dibuat seolah-olah ulama. “Yang lain, ada peristiwa penyerangan, penganiayaan, tapi korban bukan ulama. Tapi dikatakan oleh media sosial korbannya itu ulama. Padahal bukan,” ucap Tito.

Yang ke-empat, lanjut Tito, kelompok ini memainkan isu penyerangan ulama dimana kasus tersebut memang tidak ada tetapi dibuat ada. “Yang keempat, peristiwanya tidak ada sama sekali. Tapi dibuat seolah-olah ada,” kata dia.

Dengan demikian, Tito menyimpulkan bahwa ada pihak tertentu yang sengaja mendesain kasus penyerangan ulama agar membuat warga resah.

“Nah di udara (media sosial) ini dirangkai. Secara masif dan sistematis sehingga ramai di media sosial adanya penyerangan yang mengkambing hitamkan kelompok tertentu. Didalami oleh kita, kita ada alat dan investigasi. Ini di viral kan oleh dua kelompok. Yaitu kelompok MCA dan kelompok eks Saracen. Nanti Senin (5/3/2018) Irjen Gatot akan merilis secara resmi bersama timnya,” pungkas Tito. (*)

Exit mobile version