PAPUA – Sebagaimana diberitakan salah satu media online di Papua yang memberi informasi bahwa terdapat 5000 orang di Distrik Waan Kabupaten Merauke memakan kulit kayu karena kelaparan adalah informasi yang tidak mendasar dan tidak sepenuhnya benar. Informasi tersebut dianggap sebagai berita hoax.
Kepala Distrik (Kadistrik) Waan, Kabupaten Merauke, Benediktus Riyadi S.STP menegaskan informasi tentang warga mengkonsumsi kulit kayu karena tidak adanya bahan makananan pokok seperti beras, umbi-umbian akibat banjir rob yang melanda daerah pesisir pantai, sehingga 5000 orang memakan kulit kayu adalah tidak benar.
Benediktus menjelaskan, kulit kayu yang biasa dikonsumsi penduduk asli suku Kimaam di 11 Kampung Distrik Waan adalah kulit kayu Getana yang dimakan sebagai pengganti pinang.
“Sampai saat ini tidak ada warga masyrakat di 11 kampung di Distrik Waan yang kekurangan bahan makanan karena mereka baru saja panen raya umbi petatas, meskipun sebelumnya terendam air asin dan mengakibatkan daun tanaman layu. Namun umbinya masih bisa dipanen dengan baik. Sedangkan sumber pendapatan mereka selain berkebun adalah hasil laut dan berburu,” jelas Benediktus.
Untuk diketahui, jarak dari Merauke ke Distrik Waan sekitar 250 Km. Akses untuk menuju ke distrik tersebut dengan menggunakan kapal laut, dan juga melalui jalur darat. Dengan menggunakan spedboat bisa menempuh perjalanan selama sekitar 8-10 jam apabila cuaca baik.
Sementara itu, Babinsa Kampung Dafnawanga Distrik Waan Kabupaten Merauke, Serda Ismail Dabamona mengungkapkan bahwa telah terjadi banjir rob di Distrik Waan pada tanggal 31 Januari 2018 atau tepat pada saat terjadi fenomena super moon, blue moon dan gerhana bulan total. Dengan terjadinya gerhana, sehingga air laut menjadi pasang yang mengakibatkan 11 Kampung di Distrik Waan terendam air laut hingga ke dalam perkampungan dan kebun warga.
“Banjir yang terjadi ini selama tiga jam, sehingga merusak sebagian tanaman warga akibat terendam air asin,” ujar Serda Ismail.
[NEXT]
Banjir tersebut melanda 11 kampung di Distrik Waan antara lain Kp. Waan, Kp. Konorau, Kp. Toor, Kp. Kaladar, Kp. Sabon, Kp. Daftanawanga, Kp. Wantarma, Kp. Sibenda, Kp. Wetau, Kp. Pembridan Kp. Kawe dengan total Jumlah penduduk data terakhir pada tahun 2017 adalah 4.500 jiwa.
Kadistrik Waan, Benediktus Riyadi menambahkan lagi, banjir ini sebenarnya adalah bencana tahunan. Artinya setiap tahun pada awal Februari hingga Maret terjadi, namun tahun ini karena adanya fenomena gerhana bulan dan super moon akhir Januari lalu, sehingga gelombang pasang air laut lebih tinggi.
Akibat banjir yang melanda, pada tanggal 8 Februari 2018 Pemda Kabupaten Merauke melalui BPBD Kabupaten Merauke langsung memeberikan bantuan dengan menggunakan KM. Alfa Ryzki mengirim bantuan kemanusiaan. Bantuan yang diditribusikan berupa 5 ton beras, air mineral, lauk-pauk, selimut, pakaian layak pakai, tikar, gula, kopi, teh dan minyak goreng.
“Pendistribusian bantuan tersebut dilaksanakan oleh Anggota Koramil 1707-09/Kimaam, Polsek Kimaam dibantu aparat Distrik,” ucap Benediktus lagi.
Bantuan dari Pemda Merauke kembali diturunkan pada tanggal 2 Maret 2018 di Distrik Waan yang diangkut dengan menggunakan KM. Alfa Ryzki dan dikawal oleh anggota Koramil 1707-09/Kimaan sebanyak 18 ton beras, air mineral, pakaian layak pakai dan lauk-pauk sebanyak 2 ton
Sementara itu, Danrem 174/ATW Brigjen TNI Asep Setia Gunawan telah memerintahkan Dandim 1707/Meroke Letkol Inf Heri Kristiadi agar mengerahkan jajarannya membantu Pemda Merauke melaksanakan pendataan, pendampingan dan pendistribusian bantuan kepada warga yang membutuhkan. (*)
Komentar