PINRANG – Sangat memprihatinkan hidup Nenek Rannu (65), warga Dusun Labolong, Desa Siwolong Polong, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang. Nenek ini hidup di gubuk tua tak layak huni, dan bertahan hidup hanya dari belas kasihan tetangganya.
Pasalnya, selain hidup sebatang kara tanpa suami dan sanak saudara, kondisi kesehatan nenek Rannu saat ini tidak memungkinkan lagi dirinya untuk bekerja. Sehingga untuk bertahan hidup, nenek Rannu hanya berharap uluran tangan orang-orang di sekitar gubuknya.
Saat dikunjungi sejumlah awak media di gubuk tuanya yang tak layak huni, dengan kondisi yang hanya beralaskan tanah berdinding kayu retak, Senin (3/4/2017) sore.
Nenek Rannu menuturkan, tahun 2016 lalu dirinya masih sempat mendapatkan bantuan beras miskin (raskin) dan uang tunai sebesar Rp400 ribu dari Pemerintah Desa setempat.
“Tahun lalu masih ada nak, tapi tahun ini hilangmi. Seandainya masih sehatka, bisaja pergi bantu-bantu orang yang lagi panen kodong, tapi maumi diapa kalau beginimi,” ucap Rannu terbata-bata dalam Bahasa Bugis yang kental.
Untuk saat ini, Rannu mengaku hanya mengandalkan uluran tangan warga yang memberinya sedikit bantuan makanan setiap harinya. Rannu menambahkan, suaminya, La Japa sudah meninggal 6 tahun lalu.
Sementara anaknya yang semata wayang, Sampara (35) kata Rannu, tak diketahui lagi kabar beritanya sejak berangkat menjadi TKI di negeri jiran, Malaysia. (*)
Komentar