Kampus UPRI Antang Mencekam, Mahasiswa Ancam Bredel Ruang Rektorat

MAKASSAR – Belakangan ini, susana Kampus UPRI Antang mencekam. Seakan menjadi sebuah kampus mati. Tidak ada aktifitas mahasiswa seperti biasanya. Yang terlihat, hanya seluruh ruangan, terutama di Fakultas Teknik yang sengaja digembok oleh suruhan Rektor dan Ketua Yayasan yang mengelola kampus yang terus menuai polemik ini.
Kehidupan Kampus UPRI Antang semakin sunyi dari hari ke hari. Memang, selama beberapa hari ini Kampus UPRI Antang-Makassar mencekam. Diduga akibat adanya peryataan Rektor di salah satu media online yang menyatakan bahwa Fakultas Teknik UPRI Makassar ditutup.
Ratusan massa, khususnya mahasiswa Fakultas Teknik yang mengetahui statemen Rektor UPRI yang menyakiti hati mereka, akhirnya tidak bisa menerima. Rektor dituding menciderai cita-cita mulia mahasiswa yang ingin menuntut ilmu setinggi-tingginya agar kelak dapat diabdikan pada Bangsa dan Negara ini.
Maka, massa mahasiswa yang menolak pernyataan itu, Jumat, (2/6/2017), sekira pukul 09.30 Wita langsung menggeliat. Mereka menggelar aksi demostrasi di kampus mereka sendiri.
Aksi demonstrasi itu pun jedah ketika masuk waktu sholat Jumat. Massa dengan tertib membubarkan diri, menuju masjid terdekat untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang Muslim. Mereka pun ingin berdoa kepada Tuhan, Sang Maha Pemilik Kekuatan dan Kekuasaan agar polemik di Kampus UPRI yang mereka cintai, dapat segera berakhir damai.
[NEXT]
Usai sholat Jumat, massa mahasiswa kembali berkumpul di halaman Kampus UPRI Antang-Makassar. Mereka melanjutkan aksi demonstrasi di bawah terik matahari. Namun itu bukan halangan bagi mahasiswa untuk memperjuangkan kebenaran, dan hak-hak mereka sebagai generasi penerus anak bangsa untuk menuntut ilmu setinggi mungkin.
Di siang hari itu, massa mahasiswa tetap berkumpul, bersatu dan memperjuangkan nasib mereka secara bersama-sama. Demonstrasi yang digelar terus dilakukan dengan berorasi satu per satu massa mahasiswa itu. Kegiatan tersebut berakhir setelah tiba masuknya waktu berbuka puasa, sekira pukul 06.10 Wita.
Berbekal menu buka puasa ala pejuang lapangan, dengan segelas air mineral pun untuk melepaskan ibadah puasa mereka, bukan masalah. Padahal, di dalam kampus itu juga, namun terpisah lokasi yang agak berjauhan, Rektor bersama staf juga sementara menikmati hidangan buka puasa yang mungkin terbilang lebih baik dari menu buka puasa massa demonstran yang hanya sekedarnya saja.
Andi, salah seorang demonstran, yang mewakili mahasiswa Fakultas Teknik mengemukakan, pernyataan Rektor di salah satu media online yang menyatakan Fakultas Teknik UPRI Makassar ditutup mengundang kemarahan mahasiswa. Itulah sebabnya, mahasiswa berunjuk rasa memprotes pernyataan Rektor dan menuntutnya agar meminta maaf, dan mengklarifikasi pernyataan tersebut.
“Kami menggugat Ibu Rektor agar dapat menarik ucapannya itu dan menyatakan Fakultas Teknik tidak ditutup, dan Ibu Rektor juga harus meminta maaf dan membuka gembok seluruh ruangan di Fakultas Teknik,” tegas Andi.
[NEXT]
Andi, mahasiswa Jurusan Pertambangan Fakultas Teknik UPRI Makassar ini mengatakan, sangat menyesalkan pernyataan Rektor. Menurut dia, komentar Rektor itu tidak mendasar.
“Pernyataan ibu Rektor UPRI Makassar itu Ngawur, Ngaco, tidak berdasar, asal keluarkan saja komentar. Kalau Fakultas Teknik UPRI Makassar ditutup, kenapa ada Prodi Teknik Pertambangan, Teknik Mesin, Teknik Informatika tidak di tutup, apakah bisa ketiga Prodi ini di bawah naungan fakultas lain yang ada di UPRI Makassar? tentu tidak kan?” ujarnya.
Sementara itu, Jenderal Lapangan, Ardi menyatakan, Rektor UPRI saat ini sepatutnya dikembalikan ke habitatnya semula di Kopertis IX Sulawesi. Pasalnya, Rektor itu dituding sudah terkontaminasi dengan diduga adanya perilaku buruk dan haus kekuasaan, serta keserakahan materi dari Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Pusat Makassar (YPTKD-PM), Halija Nur Tinri.
“Ketua Yayasan Ibu Halija Nur Tinri berperilaku sangat nepotisme, dan melakukan tindakan semena-mena dengan memasukan keluarga besarnya dalam struktural pejabat baru di Fakultas Teknik, tanpa melalui Rapat Senat dan tanpa sepengetahuan Dekan Fakultas Teknik UPRI Makassar, Bapak Ir. Andi Ilham Samalangi, ST, MT, IPP beserta jajarannya,” tuding Ardi lagi.
Ardi, sang jenderal lapangan ini menegaskan, jika Rektor UPRI Makassar tidak meminta maaf atas pernyataannya, maka massa mahasiswa Fakultas Teknik UPRI Makassar tidak akan pernah berhenti melakukan aksi demostrasi. Mahasiswa pun mengancam akan memblokade (bredel) juga ruangan Rektorat UPRI Makassar. (*)