MAKASSAR – Rombongan PDAM yang terdiri dari Direktur Umum Asdar Ali SH M.Kn, Kabag Humas Muh Idris Tahir S.Sos, Kasie Hukum Asfar Azis SH MH, Kasie HuLa A. Rianda Razak, Kabag Produksi Supriadi ST dan Staff lainnya, Sabtu (4/8/2018), melaksanakan Press Tour And Gathering.
Kegiatan ini merupakan acara yang menarik, karena bisa meningkatkan keakraban antara pihak PDAM dengan wartawan. Sehingga silaturahim antar keduanya memang perlu dilakukan. Sekaligus untuk memperlihatkan proses pengolahan air bersih yang dikonsumsi warga kota Makassar melalui beberapa Bendungan yang dikelola pihak PDAM.
“Acara Press Gathering ini sangat menarik, karena semakin ada keakraban diantara pers dan PDAM. Paling tidak Pimpinan PDAM makin akrab lagi dengan wartawan,” kata Kabag Humas Muh Idris Tahir S.Sos, saat memberi sambutan pada acara Press And Tour Gathering Wartawan, di mobil rombongan saat berangkat menuju Bendungan Lekopancing di Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros.
Kegiatan tersebut juga dalam rangka untuk memeriahkan hari ulang tahun PDAM Kota Makassar yang ke 94.
“Dalam kegiatan ini rekan media bisa melihat langsung proses pengolahan air bersih yang dikelola pihak PDAM dengan mendatangi lokasi bendungan. Termasuk lokasi IPA (Instalasi Pengolahan Air) 5 di Somba Opu yang merupakan Instalasi Pengolahan Air yang terbesar di Indonesia Timur dan sering dikunjungi dari mahasiswa yang melakukan studi banding ataupun pihak PDAM luar daerah Sulawesi Selatan” ujarnya.
Objek pertama yang dikunjungi rombongan Press Tour And Gathering ini di Bendungan Lekopancing yang terletak di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Bendungan Lekopancing melayani tujuh kecamatan di Kota Makassar masing-masing Kecamatan Manggala, Tallo, Biringkanaya, Wajo, Ujung Tanah, Bontoala dan Tamalanrea.
Bendungan Lekopancing yang merupakan bendungan tadah hujan. Dulunya digagas oleh Bapak Ir Sutami dengan debit air bila normal mencapai 1200 sampai 1250 perdetik. “Langkah kedepan akan Uprating resert foard instalasi 3 di Antang (penampungan air). Ini semata-mata agar konsumen mendapatkan kepuasan dan kami pihak PDAM mendapatkan kepercayaan dalam hal memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Kota Makassar” paparnya.
[NEXT]
Selanjutnya rombongan menuju ke rumah kebun bili-bili untu makan siang sebelum melanjutkan perjalanan ke Instalasi V Somba Opu, yang terletak di jalan Poros Malino (Batang Kaluku) Kabupaten Gowa dengan sumber Air Baku dari Dam Bili-bili.
IPA (Instalasi Pengolahan Air) 5, merupakan salah satu Instalasi terbesar se Indonesia Timur dengan debit 3000 liter perdetik yang juga menyalurkan air di Kecamatan Panakkukang, Rappocini, Manggala, Tamalate, sebagian Mariso dan Kecamatan Makassar.
“IPA 5 Somba Opu, seluruh suplainya Makassar. Sudah mengalir 24 jam. Program PDAM seluruh pelanggan mendapatkan air secara maksimal. Disini Air baku, masuk ke Baker Chanel kemudian melalui beberapa proses lain. Jika air tak layak dikonsumsi maka akan dibuang” urai Idris yang sepanjang perjalanan menjelaskan jarak yang ditempuh air Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros yang sekarang di konsumsi warga Kota Makassar tersebut.
Lalu sekira pukul 15.20 Wita, rombongan tiba di Bendungan Karet yang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang yang dibawahi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Di Bendungan Karet ini air bersih bakal kembali mengancam belahan Selatan dan Barat Kota Makassar. Musababnya, Bendungan Karet yang menahan infitrasi air laut masuk ke Sungai Jeneberang, jebol.
“Akibatnya, PDAM Makassar kesulitan menyedot air Jeneberang karena kadar garam yang di atas ambang batas,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, Bendungan karet yang selama ini mampu memproduksi hingga 250 liter per detik, kini hanya mampu memproduksi air maksimal 150 liter per detik.
Bendung Karet tersebut milik Kementerian PU di bawah tanggungjawab Balai Besar Jeneberang – Pompengeng. “Hal ini membuat PDAM Makassar kesulitan untuk mengatasi kerusakan itu karena harus mendapat izin dari Kementerian PU. koordinasi pusat dan daerah menjadi kuncinya. Disini pihak PDAM berperan sebagai operator. Mengenai target perbaikan itu wewenang dari pihak Balai Besar, namun saat ini sudah ada kabar bahan untuk perbaikan bendungan sudah ada tinggal menunggu kapan datangnya dan kami koordinasikan. Semoga secepatnya bisa terelasisasi” harapnya.
Dalam kondisi normal, lanjut Idris, debit air di selatan kota yaitu 220 liter per detik. Saat ini hanya di antara 140 sampai 150 liter per detik. Sementara debit air utara kota, normalnya 75 hingga 80 liter per detik. Namun, kini hanya 55 sampai 60 liter per detik. Apabila dipersentasekan, terjadi penurunan sekira 30 persen.
“Diharapkan dalam waktu dekat bisa segera diperbaiki. Jika tidak, maka operasi IPA IV Macini Sombala akan berhenti total. Karena kadar chlorite akibat intrusi air laut sudah diambang batas maksimal syarat air baku yang bisa diproduksi,” tutupnya. (*)