MAROS – Warga Kecamatan Maros Utara, Kabupaten Maros, Sulsel mulai kekurangan air bersih saat memasuki musim kemarau.
“Kondisi ini selalu terjadi pada musim kemarau, warga harus mencari air bersih ke kecamatan tetangga yang memiliki persediaan air sumur atau sungai,” kata salah seorang warga Desa Balosi Sumaenah, Selasa.
Menurut dia, untuk kebutuhan konsumsi seperti minum dan memasak, terpaksa sebagian warga membeli air bersih dari pedagang dengan harga Rp1.000 per jerigen.
Sedang untuk kebutuhan mandi, mencuci dan yang lainnya, cukup menggunakan air tambak atau sungai yang rasanya cukup asin, karena tercampur air laut. “Sungai maupun tambak yang ada, letaknya tak jauh dari laut, sehingga mempengaruhi kondisi air kami,” katanya.
Hal senada dikemukakan warga Desa Pa’jukukang, Kecamatan Maros Utara, Kabupaten Maros, Sulsel, Rosmala. Dia mengatakan, warga yang memiliki dokar terpaksa mencari air bersih ke desa tetangga dan sebagian air yang diperoleh dijual ke tetangga.
“Cukup modal jerigen dalam jumlah banyak, rata-rata bisa mendapatkan keuntungan Rp35 ribu per hari,” katanya.
Karena itu, lanjut dia, musim kemarau memberikan rezeki tersendiri bagi keluarganya, sebab mendapatkan pekerjaan sambilan sebagai penjual air disela-sela kegiatannya sebagai petani. (ant)
Komentar