MAKASSAR – Penerimaan mahasiswa baru (maba) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Stella Maris Makassar tahun akademik 2018 tercatat sebanyak 220 orang pendaftar. Dari jumlah itu, sebanyak 70 orang calon maba tersebut ditolak.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua II Stikes Stella Maris Makassar, Rosdewi, S.Kp, MSN kepada media, Senin (3/9/2018) pada acara Bimtek Jurnal yang digelar LLDIKTI di Makasar. Dijelaskan, penolakan calon mahasiswa baru itu dilakukan hampir setiap tahun ajaran baru.
“Penolakan calon maba salah satu diantaranya karena syarat tinggi badan serta tidak lolos tes yang diselenggarakan pihak kampus,” tandas Sarjana Keperawatan UI Jakarta ini.
Selain itu, fakor rasio dosen dan mahasiswa serta sarana dan prasana infrastruktur kampus yang tidak mampu menampung. Ia mengatakan, proses pembelajaran di kampus berjalan sesuai regulasi, tiap tahun alumni yang lolos uji kompetennsi antara 70- 80 persen.
“Angka itu termasuk tinggi dan selalu bersaing dengan Keperawatan Unhas,” kata wanita kelahiran Medan 6 September 1970 ini.
Ia menambahkan, Kampus Stikes Stella Maris ini mengelola tiga prodi yakni D3 Keprawataan, S1 Keperawatan dan Profesi Ners. Untuk tahun 2018 karena peminat D3 Keperawatan mulai menurun, maka kebijakan kampus tidak menerima lagi maba dan mengarahkan yang memilih prodi D3 Keperawatan untuk memilih S1 Keperawatan.
“Dua prodi yang dikelola S1 Keperawatan dan Profesi Ners telah mendapat areditasi dengan nilai B dari BAN-PT,” ungkap Magister Keperawatan PPs-ST. Paul Universitay Philipina ini.
Menurut pengakuan Rosdewi, alumni yang dihasilkan Stikes Stella Maris ini jarang yang menganggur karena langsung terserap pada lapangan kerja. Selain itu, alumni sebagian langsung direkrut pada jaringan rumah sakit yang dikelola Yayasan Ratna Meriam yang tersebar pada 12 rumah sakit di Sulawesi.
“Alumni Juga terserap karena ada tawaran dari pihak RS Mitra Jakarta serta rumah sakit dan pusat pelayanan kesehatan lainnya,” papar Rosdewi. (*)