Logo Lintasterkini

Merdeka Belajar Dikritik, Jusuf Kalla: Pendidikan Indonesia Butuh Pembenahan Serius

Muh Syukri
Muh Syukri

Rabu, 04 September 2024 10:42

Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, menyampaikan kritik tajam terhadap sistem pendidikan Indonesia
Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, menyampaikan kritik tajam terhadap sistem pendidikan Indonesia

MAKASSAR – Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, menyampaikan kritik tajam terhadap sistem pendidikan Indonesia, khususnya terkait konsep Merdeka Belajar yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut JK, sistem pendidikan di Indonesia saat ini masih jauh dari kata ideal.

“Sistem pendidikan kita kacau balau. Saya berpendapat, kalau anak-anak tidak benar-benar belajar, apalagi diberi kebebasan, maka hasilnya semakin tidak efektif. Inilah mengapa saya mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia memang agak lain,” ujar JK saat berbicara di acara Tudang Sipulung Pendidikan yang diselenggarakan di Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulawesi Selatan, Selasa, 3 September 2024.

JK Soroti Merdeka Belajar

JK juga menyoroti semakin tertinggalnya kualitas pendidikan di Indonesia, yang menurutnya berawal sekitar 30 tahun lalu dengan teori penyamaan nilai. “Kalau di Jawa nilai 6, maka di Indonesia Timur, jika dapat nilai 4, dinaikkan menjadi 6. Kita tidak sadar bahwa ini adalah bentuk pembodohan,” tegas JK.

Lebih lanjut, JK mengungkapkan bahwa semakin rumitnya sistem pendidikan justru menurunkan kualitasnya. Salah satu kebijakan yang ia kritik adalah kelulusan siswa secara menyeluruh. “Masalahnya sekarang adalah sistem lulus semua. Akibatnya, siswa beranggapan untuk apa belajar jika semua pasti lulus. Mereka hanya belajar saat ada ujian, jika tidak ada ujian, tidak belajar,” ujar Ketua Umum PMI tersebut.

JK juga menekankan pentingnya ujian nasional untuk menjaga standar nilai di seluruh Indonesia. Ia membandingkan dengan negara-negara lain seperti India, Amerika, dan Eropa, di mana sistem ujian sangat ketat dan berkontribusi pada kemajuan pendidikan mereka. “Anak-anak India banyak yang menjadi pejabat di luar negeri, bahkan beberapa CEO perusahaan besar di Amerika berasal dari India. Ini karena ketatnya sistem ujian mereka,” jelas JK.

Menurut JK, kunci untuk mengejar ketertinggalan pendidikan di Indonesia adalah dengan kerja keras dan disiplin dalam belajar. “Apakah otak kita kalah dengan orang luar? Saya kira tidak. Kita hanya kurang semangat dan kurang kerja keras,” tambahnya.

JK berharap pemerintah terus belajar dan memahami persoalan pendidikan di Indonesia, sehingga dapat merumuskan kebijakan yang mampu memajukan pendidikan nasional. (*)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...