MAKASSAR – Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, menyampaikan kritik tajam terhadap sistem pendidikan Indonesia, khususnya terkait konsep Merdeka Belajar yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut JK, sistem pendidikan di Indonesia saat ini masih jauh dari kata ideal.
“Sistem pendidikan kita kacau balau. Saya berpendapat, kalau anak-anak tidak benar-benar belajar, apalagi diberi kebebasan, maka hasilnya semakin tidak efektif. Inilah mengapa saya mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia memang agak lain,” ujar JK saat berbicara di acara Tudang Sipulung Pendidikan yang diselenggarakan di Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulawesi Selatan, Selasa, 3 September 2024.
JK Soroti Merdeka Belajar
JK juga menyoroti semakin tertinggalnya kualitas pendidikan di Indonesia, yang menurutnya berawal sekitar 30 tahun lalu dengan teori penyamaan nilai. “Kalau di Jawa nilai 6, maka di Indonesia Timur, jika dapat nilai 4, dinaikkan menjadi 6. Kita tidak sadar bahwa ini adalah bentuk pembodohan,” tegas JK.
Baca Juga :
- Ingatkan Ancaman Bencana Kemanusiaan Akibat Perubahan iklim, Jusuf Kalla: Tanam Minimal Satu Juta Pohon Satu Tahun
- Sepuluh Tahun Pembangunan Pendidikan: Merdeka Belajar Bawa Indonesia ke Koridor yang Tepat
- Sarankan Televisi Tetap Tayangkan Adzan Bersamaan dengan Perayaan Misa, Jusuf Kalla: Itulah Toleransi yang Paling Indah
Lebih lanjut, JK mengungkapkan bahwa semakin rumitnya sistem pendidikan justru menurunkan kualitasnya. Salah satu kebijakan yang ia kritik adalah kelulusan siswa secara menyeluruh. “Masalahnya sekarang adalah sistem lulus semua. Akibatnya, siswa beranggapan untuk apa belajar jika semua pasti lulus. Mereka hanya belajar saat ada ujian, jika tidak ada ujian, tidak belajar,” ujar Ketua Umum PMI tersebut.
JK juga menekankan pentingnya ujian nasional untuk menjaga standar nilai di seluruh Indonesia. Ia membandingkan dengan negara-negara lain seperti India, Amerika, dan Eropa, di mana sistem ujian sangat ketat dan berkontribusi pada kemajuan pendidikan mereka. “Anak-anak India banyak yang menjadi pejabat di luar negeri, bahkan beberapa CEO perusahaan besar di Amerika berasal dari India. Ini karena ketatnya sistem ujian mereka,” jelas JK.
Menurut JK, kunci untuk mengejar ketertinggalan pendidikan di Indonesia adalah dengan kerja keras dan disiplin dalam belajar. “Apakah otak kita kalah dengan orang luar? Saya kira tidak. Kita hanya kurang semangat dan kurang kerja keras,” tambahnya.
JK berharap pemerintah terus belajar dan memahami persoalan pendidikan di Indonesia, sehingga dapat merumuskan kebijakan yang mampu memajukan pendidikan nasional. (*)
Komentar