JAKARTA – Ada fakta baru ditemukan polisi sekaitan dengan penangkapan 19 anggota Front Pembela Islam (FPI) terduga teroris di Makassar.
Selain disebut terafiliasi dengan ISIS, mereka teridentifikasi akan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Ditengarai akan melakukan serangkaian aksi bom bunuh diri.
Hal itu diungkap Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono, usai para teroris itu tiba di Jakarta.
“Kelompok ini memiliki rencana kegiatan yang mengganggu kamtibmas dengan melakukan aksi bom bunuh diri,” ungkap Brigjen Pol Rusdi dalam keterangannya, Jumat (05/02/2021).
Belasan terduga teroris itu ternyata jaringan yang sama dengan dua terduga yang sebelumnya ditembak mati di Komplek Villa Mutiara, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, pada 6 Januari 2021 lalu.
Keduanya yakni, M Rizaldi (44) dan Sanjai Ajis (22).
“Kedua terduga teroris yang meninggal saat dilakukan penindakan, telah dimakamkan di Makassar semua. Tidak ikut dibawa ke Bandara Soetta, Tangerang,” tutur Brigjen Pol Rusdi.
Saat ini lanjut dia, sudah ada 26 terduga teroris diamankan. Tujuh di antaranya ditangkap di Gorontalo, dan 19 lainnya di Makassar.
Dari total itu, tiga di antara terduga teroris tersebut, mengalami luka tembak. Mereka kini ditahan di Mabes Polri untuk diproses hukum lebih lanjut.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Merdisyam memastikan jika mereka yang ditangkap di Makassar merupakan anggota FPI.
Itu diketahui setelah Densus 88 Antiteror melakukan pemeriksaan.
“Tapi tidak semua (terduga teroris yang ditangkap adalah anggota FPI),” kata jenderal bintang dua ini.
Dia pun juga bilang, jika terduga teroris itu berbaiat kepada ISIS pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi sejak 2015 lalu. Pembaitan saat itu, dihadiri sejumlah pimpinan FPI.
“Tahun 2015 itu ada pembaiatan di Limboto. Pembaiatannya waktu itu sama anggota FPI,” beber Irjen Pol Merdisyam. (*)