MAKASSAR – Sejumlah mahasiswa yang menamakan dirinya Front Mahasiswa Bantaeng Bersatu (Frombes) berunjuk rasa di depan Kantor Ombudsman RI Perwakilan Sulawesi Selatan di Kompleks Alauddin Plaza, Jl. Sultan Alauddin, Makassar, Senin, (5/3/2018).Pasalnya, massa tersebut menyoal kasus bantuan sosial (bansos) beasiswa ratusan mahasiswa Bantaeng yang tak kunjung terealisasikan.
Aksi ini dilakukan guna mendesak Ombudsman Sulsel segera melakukan investigasi dugaan mal administrasi kasus bantuan sosial (bansos) beasiswa mahasiswa Bantaeng tahun anggaran 2017 sebesar Rp1,2 Milyar untuk 320 orang mahasiswa penerima beasiswa.
Koordinator aksi, Yudha Jaya dalam orasinya, mengatakan bahwa sangat besar dugaan adanya mal administrasi dalam kasus bansos beasiswa ini karena sampai sekarang 320 orang mahasiswa belum menerima haknya. Sedangkan mahasiswa Bantaeng telah memenuhi persyaratan apa yang telah ditetapkan Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Bantaeng sebagai leading sektor kegiatan tersebut.
Lanjut dia, anggaran Rp1,2 Milyar ini telah ditetapkan DPRD Bantaeng dalam Rapat Paripurna APBD Tahun Anggaran 2017 Untuk selanjutnya diserahkan ke Dinas PPKAD Bantaeng guna disalurkan kepada sebanyak 320 orang mahasiswa penerima beasiswa. Namun kenyataannya sampai saat ini belum teralisasi.
“Ada dua Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) yang harus bertanggung jawab yakni Bagian Kesra dan Dinas PPKAD Bantaeng,” lanjut Yudha Jaya.
Muslimin, mewakili Ombudsman RI Perwakilan Sulsel saat menerima massa demonstran, mengatakan akan segera menindak lanjuti laporan tersebut. Namun Ombudsman terlebih dahulu akan merampungkan syarat-syarat secara formil dan materil laporan yang diajukan.
“Dan jika dalam pemeriksaan nanti ditemukan ada indikasi korupsi, maka kami dari Ombudsman akan menyerahkan ke pihak yang berwajib untuk di proses hukum,” janjinya.
Dalam aksi ini, massa demonstran secara bergantian menyuarakan orasinya yang mengkritik kebijakan pemberian bansos beasiswa, namun tak sampai di tangan mahasiswa calon penerima bantuan tersebut. Korlap aksi, Yudha Jaya bahkan dalam orasionya, melepas baju sebagai simbol bahwa harga diri mahasiswa telah dikhianati. (*)