Logo Lintasterkini

Jufrianto Tewas, Polisi Mau Bayar Rp 30 Juta

Muh Syukri
Muh Syukri

Selasa, 05 April 2016 16:37

ilustrasi
ilustrasi

MAKASSAR – Keluarga tahanan Polres Luwu, Jufrianto yang tewas mengenaskan di dalam setelah setelah disiksa polisi tersinggung dengan uang santunan Rp 30 Juta.

Uang santunan Rp 30 Juta ini pun akan diberikan pihak Polres Luwu. Namun, pihak pihak keluarga menolak dan keberatan dengan cara-cara tersebut.

“Ada polisi yang datang, katanya Polres Luwu mau memberikan santunan Rp 30 Juta. Saya langsung tolak. Saya lalu bilang sama itu polisi, mau nda saya bunuh polisi juga. Lalu saya kasi uang Rp 50 juta. Lebih mahal dengan harga yang ditawarkan Polres Luwu,” kata adik Jufrianto, Sugeng kepada, Selasa (5/4/2016).

Menurut Sugeng, upaya pemberian santunan dari Polres Luwu merupakan penghinaan. Ditambah lagi, pihak kepolisian berupaya menutupi kasus ini dan mengaburkan fakta.

“Dari pemberian uang Rp 30 Juta itu, Polres Luwu minta pihak keluarga tidak membesar-besarkan ini kasus. Terima kenyataan saja bahwa kakak saya meninggal karena gagal jantung dan gagal ginjal seperti yang dikatakan polisi,” beber Sugeng.

Sementara itu, Wakil Kepala Polda Sulselbar, Brigadir Jendral (Brigjen) Polisi Gatot Edipramono yang dicoba dikonfirmasi enggan berkomentar. Alasannya, dia tidak tahu menahu soal kasus tersebut dan sedang melakukan kunjungan daerah.

“Wah, kalau kasus itu saya tidak tahu. Saya lagi di Kabupaten Sinjai. Coba konfirmasi langsung ke Kapolresnya,” tutur Gatot via telepon selularnya.

Kepala Polres Luwu, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Adex Yudiswn yang dicoba dikonfirmasi enggan menerima telepon wartawan.

Sebelumnya telah diberitakan, seorang tahanan Polres Luwu, Jufrianto yang diduga sebagai pelaku penadah motor curian tewas mengenaskan di dalam selnya dengan luka disekujur tubuhnya. Jenazah Jufriadi lalu dibawa keluarganya ke Makassar untuk dilakukan autopsi.

Saat ini, jenazah Jufrianto masih berada di RS Bhayangkara, Makssar. Namun sampai kini belum dilakukan autopsi, karena pihak keluarga meminta tim dokter independen dan bukan bukan tim dokter polisi yang melakukan autopsi. (*)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...