MAKASSAR – Ketua Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Aliyah Mustika Ilham, mengembalikan formulir pendaftaran Calon Wakil Gubernur Sulsel ke Sekretariat DPD Partai Demokrat Sulsel, Jumat (4/8/2017) kemarin.
Dalam sambutannya ia mengungkapkan keseriusannya untuk maju dalam pentas politik 2018. Ia pun ingin mewakafkan dirinya untuk pembangunan Sulsel yang lebih baik serta bertekad untuk memajukan kaum perempuan dan mengoptimalkan upaya perlindungan anak.
Untuk mewujudkan hal tersebut ia berharap Partai Demokrat memberinya kesempatan dan menjadi garda terdepan dalam pemenangannya di Pilgub 2018.
Baca Juga :
“Apalah artinya saya tanpa Demokrat. Saya bisa jadi wakil rakyat di DPR RI saat ini itu karena Demokrat dan saya berharap kembali diberi kesempatan untuk maju demi kemajuan Sulsel,” katanya.
Legislator senayan yang aktif di bidang kesehatan dan tenaga kerja ini mengajak kaum perempuan untuk bersama-sama memberikan dukungan kepada perempuan di pilgub nanti.
“Hanya perempuan yang lebih tahu keinginan perempuan, makanya saya mengajak kaum perempuan untuk mendukung perempuan,” kata Aliyah disambut tepuk tangan para pengurus Demokrat dan Loyalis.
Sedikitnya ada 150an orang mengantar Aliyah mengembalikan formulir. Sebagian besar adalah Loyalis Ilham Arief Sirajuddin, kerabat, relawan dan para ketua majelis Taklim.
Ketua DPD Demokrat Sulsel, Nimatullah, mengatakan, Partai Demokrat adalah rumah bagi seluruh kader. Datangnya Aliyah mendaftarkan diri dengan mengembalikan formulir adalah bukti keseriusan dan ketaatan dalam mengikuti mekanisme Partai.
Keputusan siapa yang akan diusung oleh Demokrat sepenuhnya adalah kewenangan DPP Demokrat.
“Saya berharap DPP mengutamakan kader,” ujar Ni’matullah.
Selain Nimatullah, sejumlah pengurus Demokrat sulsel menerima Aliyah, diantaranya Sekretaris Demokrat Sulsel Syamsu Rizal Deng Ical, Ketua Desk Pilada Selle KS Dalle, Sekretaris Desk Pilkada Japry Y. Timbo, Ketua OKK Demokrat Sulsel Zulkarnain Paturuni, anggota DPRD Sulsel Haidar Majid dan Fadriaty.
Komentar