MAJENE — Sederet aparat penegak hukum yang terus menjadi contoh buruk bagi upaya pemberantasan korupsi tidak mengurangi semangat para guru dan siswa SMA di Majene, Sulawesi Barat, untuk menyerukan perlawanan terhadap korupsi. Para siswa ini, misalnya, terus mengampanyekan perlawanan terhadap korupsi dengan cara melakukan aksi long march sambil berkeliling Kota Majene, Sabtu (5/10/2013).
Di sepanjang jalan, mereka menempelkan stiker berisi ajakan melawan korupsi di setiap kantor pemerintah dan fasilitas umum. Mereka juga mengarak spanduk dan poster berisi ajakan kepada masyarakat untuk bersama-sama melawaan korupsi dan menjauhkan diri dan keluarga dari perilaku korupsi yang telah merusak sendi-sendi bangsa.
Kampanye perlawanan terhadap korupsi yang digelar siswa dan guru ini cukup mendapat perhatian warga di sepanjang jalan. Aksi para siswa ini dikawal petugas kepolisian di sepanjang rute jalan yang dilalui.
Salah seorang guru SMA di Majene, Hairani, mengaku ia dan para siswanya kaget mengetahui Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga terlibat kasus suap. Namun demikian, kata Hairani, hal itu tidak menyurutkan para guru dan siswa di Majene untuk melawan korupsi.
“Kampanye melawan segala bentuk korupsi harus terus ditumbuhkan agar bisa menjadi budaya sejak dini. Korupsi makin memperihatinkan meski banyak pejabat yang terlibat, kita tak boleh frustrasi menyuarakan kampanye melawan korupsi,” ujar Hairani.
Menurutnya, pendidikan antikorupsi yang ditanamkan pada siswa sejak dini di sekolah ini diharapkan bisa menjadi bekal bagi mereka kelak ketika bersosialisasi di masyarakat.(kpc)