PRONOJIWO — Di antara rumah yang runtuh, ladang yang tertimbun, dan warga yang masih memeluk sisa-sisa harapan, uluran tangan kembali datang menyapa Pronojiwo.
Crisis Centre Gereja Toraja bersama Ikatan Keluarga Toraja Nusantara (IKaTNus), dan IKAT Malang melangkah ke wilayah yang paling terluka oleh erupsi Semeru, membawa bantuan sekaligus pesan sederhana namun berharga, bahwa dalam duka yang dalam, mereka tidak berdiri sendirian.
Bantuan diberikan Selasa (2/12/2025) dan difokuskan di Posko Tanggap Bencana SMPN 2 Pronojiwo dan Posko GKJW di Oro-oro Ombo, dua titik yang menjadi sandaran ratusan penyintas. Dalam kondisi serba terbatas, setiap dukungan yang tiba memberikan napas baru bagi warga yang tengah mencoba bangkit di tengah keterpurukan.
Baca Juga :
- Mengangkat Toraja ke Layar Lebar, Sutradara Film Solata Bertemu Frederik Kalalembang Bahas Budaya, Wisata, dan Infrastruktur
- PIN Gelar Nobar Film Solata, Christine Frederik Kalalembang: Film yang Mengajarkan Nilai Kemanusiaan, Toleransi, dan Pengabdian
- Hadiri Pengukuhan Pengurus IKAT Kaltim, Frederik Kalalembang Ajak Warga Toraja di Kaltim Perkuat “JFK” sebagai Prinsip Perjuangan
Bantuan yang disalurkan mencakup sembako, perlengkapan dasar pengungsi, vitamin, hingga popok bayi, kebutuhan mendesak yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan ketahanan para penyintas. Di tengah kabut erupsi yang belum sepenuhnya sirna, perhatian seperti ini menjadi penguat bagi warga yang sedang menata ulang kehidupan mereka.

IKaTNus, Crisis Centre Gereja Toraja, dan IKAT Malang Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Erupsi Semeru
“Bantuan kemanusiaan ini adalah mandat Allah sebagai wujud kasih. Dengan segala keterbatasan yang kami punya, kami berharap apa pun yang diberikan dapat menjadi berkat bagi saudara-saudara kami di sini,” ujar Pdt. Sriwanti Y. Samperuru, Pendeta Jemaat Surabaya CK. Malang.
Ketua Umum IKAT Nusantara, Irjen Pol (P) Drs. Frederik Kalalembang, menyampaikan simpati dan empati mendalam kepada para penyintas yang masih berjuang melewati masa-masa sulit. Ia menegaskan bahwa setiap bantuan yang diberikan adalah bagian dari panggilan untuk merawat sesama yang sedang terluka.
“Kami turut berdukacita atas apa yang dialami saudara-saudara kita di Pronojiwo. Luka mereka adalah keprihatinan kita bersama. Kehadiran kami di sini adalah bentuk kasih dan komitmen untuk memastikan bahwa mereka tidak berjalan dalam sunyi. Semoga bantuan ini menguatkan langkah mereka, sekecil apa pun, menuju pemulihan,” ujarnya.
Aksi kemanusiaan ini juga menjadi potret solidaritas warga Toraja di mana pun berada, dari Malang hingga berbagai daerah diaspora. Mahasiswa, pelajar, hingga keluarga Toraja yang terpanggil untuk membantu turut bergandeng tangan dalam misi kemanusiaan ini, menunjukkan bahwa kepedulian tidak mengenal jarak.
“Kami melibatkan mahasiswa, pelajar, dan keluarga-keluarga Toraja yang terpanggil untuk membantu,” kata Edy Daniel Tondok, Ketua IKAT Malang. “Apa pun yang bisa kami lakukan, kami lakukan dengan hati,” tambahnya.
Sementara itu masyarakat Pronojiwo menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian tersebut. Bagi mereka, bantuan ini bukan sekadar barang kebutuhan, tetapi tanda kehadiran dan kepedulian yang memberi kekuatan baru di tengah perjalanan pemulihan yang masih panjang. (*)


Komentar