MAKASSAR, SULSEL – Kepala Bidang Hubungan Kemasyarakatan (Kabid Humas) Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani “Masuk Sekolah”. Kali ini Kombes Polisi Dicky Sondani mendatangi salah satu sekolah unggulan di Kota Anging Mamiri, SMA Negeri 1 Makassar. Di sekolah ini, dia menjadi Pembina Upacara yang dilaksanakan di sekolah yang terletak di Jalan Gunung Bawakaraeng, Makassar, Senin (6/2/2017).
Didampingi oleh Duta Humas Polda Sulsel, kedatangan Dicky disambut hangat Abdul Hajar yang menjabat sebagai Kepala sekolah SMA Negeri 1 Makassar. Pada Upacara tersebut, Kabid Humas mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak sekolah yang telah memberikan ruang dan waktu kepadanya untuk hadir, sekaligus bertindak selaku Pembina Upacara.
Tidak membuang kesempatan baik yang diberikan pihak SMAN 1 Makassar, Kombes Pol Dicky Sondani pun menyampaikan pesan-pesan kamtibmasnya di hadapan ribuan siswa. Dalam amanatnya, dia menekankan akan bahaya penyalahgunaan narkoba yang kian marak terjadi di kalangan remaja.
Selain itu Dicky juga memberikan peringatan dan akibat yang ditimbulkan dari berita-berita hoax yang menjadi perbincangan di media sosial akhir-akhir ini. Sebab menurut Kabid Humas ini, berita hoax cenderung dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu, yang tujuannya untuk mengusik ketentraman kehidupan bermasyarakat, bahkan bisa mengganggu kondusifitas suatu daerah.
“Saya berharap para pelajar harus cerdas dalam menyikapi berita-berita yang bergulir di media sosial dan diharapkan mampu memfilter kuatnya arus informasi yang beredar,” pesan Kombes Pol Dicky Sondani.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
[NEXT]
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba.
Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian.
Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
Pengertian narkoba ini adalah obat, bahan dan zat bukan makanan yang jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan atau disuntik berpengaruh pada kerja otak dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah. Demikian pula fungsi vital organ lain seperti jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain.
Dampak bahaya Penyalahgunaan Narkoba, bisa berdampak bagi fisik, psikologis dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkannya. Dampak fisik yang ditimbulkan antara lain : (!) Gangguan pada sistem saraf (neorologis) : kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan saraf tepi, (2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) : infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah, (3) Gangguan pada kulit (dermatologis) : penanahan, bekas suntikan dan alergi, (4) Gangguan pada paru-paru (pulmoner) : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, penggesaran jaringan paru-paru, pengumpulan benda asing yang terhirup, (5) Dapat terinfeksi virus HIV dan AIDS, akibat pemakain jarum suntik secara bersama-sama.
Dampak psikologis, antara lain : Berfikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan jumlah tertentu untuk menimbulkan efek yang diinginkan, ketergantungan/selalu membutuhkan obat. Sedang dampak sosial dan ekonomi yakni : selalu merugikan masyarakat baik ekonomi, sosial, kesehatan & hukum.
[NEXT]
Remaja masa kini hidup dalam sebuah lingkaran besar, dimana sebagian remaja berada dalam lingkungan yang beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba. Banyak remaja mulai mencoba-coba narkoba, seperti amphetamine-type stimulants (termasuk di dalamnya alkohol, tembakau dan obat-obatan yang diminum tanpa resep atau petunjuk dari dokter, serta obat psikoaktif), sehingga menimbulkan berbagai macam masalah pada akhirnya.
Penggunaan narkoba tidak sesuai dengan ketentuan disebut penyalahgunaan narkoba. Sangat memprihatinkan penyalahgunaan narkoba ini yang telah menimpa generasi muda, mulai dari anak SD sampai perguran tinggi. Mereka yang terkena penyalahgunaan narkoba akan mengalami ketidak seimbangan emosi, kemauan.
Pola penyalahgunaan narkoba mula mula di mulai dengan bujukan, penawaran, ataupun tekanan dari seseorang atau kelompok yang bersangkutan. Dorongan rasa ingin tahu, ingin mencoba dan atau ingin merasakan maka anak mau menerima tawaran tersebut. Dan hal ini makin lama makin ketagihan, sulit untuk menolak tawaran tersebut.
Korban-korban penyalahgunaan narkoba mulai sejak SD, SMP, SMA dan bahkan ke perguruan tinggi, untuk itu perlu ada usaha pencegahan sedini mungkin. Cara cara pencegahan meluasnya pengaruh penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. Dengan basis sekolah sebagai salah satu aspek masyarakat yang menyiapkan warganya untuk masa depan.
seperti bersikap dan berperilaku positip, mengenal situasi penawaran/ajakan dan terampil menolak tawaran/ajakan tersebut. Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah perilaku manusia bukan semata-mata masalah zat atau narkoba itu sendiri. Maka dalam usaha pencegahan meluasnya pengaruh penyalahgunaan narkoba itu perlu pendekatan tingkah laku.
Tentu saja hal ini perlu selektif, jangan sampai terjadi sebaliknya. Karena dorongan rasa ingin tahu justru terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Maka dikembangkanlah cara belajar hidup bertanggung jawab. Dan menangkal terjadinya kekerasan akibat penyualahgunaan narkoba. Cara yang harus dilakukan adalah Drug, Abuse, Resisstance, Education Program (DARE), yang populer di Amerika Serikat pada sekarang ini. (*)