Lintas Terkini

Asmadina Unismuh Makassar Beralih jadi Pesantren Mahasiswa KH Djamaluddin Amien

Pengelola dan pengurus Asrama mahasiswa Unismuh Makassar membahas peralihan menjadi pesantren mahasiswa.

MAKASSAR — Pengelolaan dan pembinaan asrama mahasiswa KH Djamaluddin Amien (Asmadina) Unismuh Makassar, kini dalam proses peralihan menjadi pesantren mahasiswa KH Djamaluddin Amien Unismuh Makassar. Proses peralihan dibahas secara teknis oleh para pengelola dan pengurus Asmadina Unismuh, Jumat (5/2/2021) di asrama yang terletak di area kampus Unismuh Makassar.

Kepala Pengelolaan Asmadina Unismuh Makassar, Sitti Chaerani Jaya, mengatakan, Asmadina sudah siap menerima gelombang kedua penghuni asrama, sehingga perlu dipersiapkan pemondokan pesantren bagi mahasiswa. Dikatakannya, pengelolaan Asmadina menjadi pesantren mahasiswa akan lebih intensif disosialisasikan kepada para stackholder, termasuk merevisi ulang tata tertib pesantren mahasiswa Asmadina, yang akan menjadi kesepakatan bersama para pengelola dan pengurus.

Kiyai Asmadina, Abbas Baco Miro pada kesempatan itu mengatakan, kemampuan melahirkan kader dari segi kapabilitas dan kualitas sangat ditentukan oleh lingkungan dimana mereka berada.

“Para ulama itu tumbuh dan berkembang karena terdidik dalam lingkungan pendidikan yang baik dari lingkungan, makanya akademik yang baik sangat mutlak dalam proses ini,” kata Kiyai Asmadina, Abbas Baco Miro.

Dikatakan Kiyai ini, Asmadina perlu menetapkan aturan apa yang menjadi tujuan. Tata tertib Asmadina dilakukan dalam upaya menghindari hal yang tidak diinginkan dalam hal pembinaan, sehingga perlu disosialisasikan secara meluas.

Kordinator Pembina Asmadina, Mawardi Pewangi menegaskan tata tertib yang dibahas hendaknya memperhatikan bahasa yang harus diperbaiki. Tata tertib juga merupakan keputusan persyarikatan, sehingga tidak ada lagi aturan-aturan yang bisa membuat bingung bagi para mahasiswa (santri).

“Keputusan persyarikatan ini perlu ada tata tertib, jangan ada lagi, seperti ini tidak boleh dan itu boleh. Intinya, dibuatkan saja tata tertib, kalau ada yang ingin diketahui, silahkan baca saja tatib. Jangan kita menegur tapi minta saja membaca tata tertib yang terpasang dalam asrama dan media sosial,” katanya.

Direktur Ma’had Al Birr, Lukman Abdul Shomad mengatakan, di Asmadina perlu diciptakan suasana asrama, dimana mahasiswa merasa nyaman dan senang di Asmadina. Bahkan perlu dibuat suasana yang aman dan nyaman tinggal di Ma’had Al Birr.

“Kita ciptakan suasana di Asmadina yang aman dan nyaman, sehingga banyak mahasiswa yang tidak mau pulang karena merasa nyaman, dibanding pulang kampung,” ucap Lukman Abdul Shomad.

Dia melanjutkan, pada pembinaan perlu berbasis program, harus ada program unggulan. Program yang dibutuhkan dan menarik.

Melalui program dan pembinaan diharapkan ada keteladanan yang sangat penting diperhatikan bagi pembina. Masalah aturan, suasana, program dan keteladan, harus dirasakan oleh mahasiswa, sehingga Asmadina akan menjadi pesantren yang mencerahkan.

Ketua Lembaga Pendidikan Ulama Tarjih, Dr. Dahlan Lamabawa menambahkan, tata tertib bagi Asmadina sangat penting. Pasalnya, lewat tata tertib akan melatih mahasiswa taat pada aturan.

“Sisi lain tata tertib ini mengandung unsur karakter dan dengan tata tertib ini diharapkan program bisa lebih efektif,” pungkasnya.

Saat ini jumlah penghuni Asmadina sebanyak 220 orang, diantaranya 120 orang dari mahasiswa kedokteran, mahasiswa PAUD 18 orang. Lainnya yakni mahasiswa PUT 49 orang, mahasiswa Ma’had Albirr 10 orang, mahasiswa umum 10 orang dan, 5 orang mahasiswa asing.

Selama dalam asrama, mahasiswa mendapatkan materi inti berupa, Al-Falak, penyembelihan hewan, pengurusan jenazah. Lainnya, mahasiswa diberi pula materi hapal Al-Quran, belajar Bahasa Arab dan Inggeris serta kegiatan sosial lainnya. (*)

Exit mobile version