MAKASSAR — Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar mencatat masih ada lima kawasan yang rawan genangan di musim hujan.
Kelima kawasan itu adalah Kodam III, Rappokalling, Coko Nuri, Swadaya, dan Nipa-nipa.
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas PU Makassar, Syafar Madjid mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan pendataan mengenai penyebab utama terjadinya genangan tersebut.
“Seperti di kawasan Nipah-Nipah, salah satunya Antang Blok 10,” bebernya, Selasa (6/7/2021).
Ia menuturkan, di Blok 10 ada gorong-gorong jembatan yang dibuat perumahan sangat kecil. Sehingga menghanbat aliran air kala hujan mengguyur daerah tersebut.
Saluran drainase yang ada saat ini juga masih belum terkoneksi dengan baik. Sedimentasi yang besar membuatnya mudah tersumbat.
“Untuk itu, saat ini kami koordinasi Balai Besar Wilayah Sungai karena itu wilayahnya,” kata dia.
Saat ini juga pihaknya berharap masyarakat berperan aktif untuk mendata area genagan jika hujan turun. Informasi itu akan menjadi catatan bagi mereka untuk melakukan langkah antisipatif.
“Terutama yang ada wilayah pinggiran itu, sehingga bisa diawasi setiap saat,” harapnya.
Sementara itu, kata dia, untuk di dalam kota saluran di Makassar butuh normalisasi. Karena saluran lama sudah tidak bisa menampung.
Makanya, sampai saat ini mereka masih terus melakukan pengerukan sedimen di 43 titik. Sedimen yang dikeruk itu sekitar 192 kubik per hari.
Saat ini juga PU Makassar menyiapkan dua eskavator spider untuk ditempatkan di BTN Asal Mula dan Sabutung-Cambayya. Ini karena dua area ini rawan banjir saat musim hujan.
“Kita lakukan pengadaan tahun ini satu eskavator spider tetapi batal,” bebernya. Itu karena penyedia tak mampu setelah klarifikasi keinginan spesifikasi. Pagu yang disediakan Rp3,5 miliar.(*)