JAKARTA – Untuk bisa menjadi box office, ternyata film tidak harus ditayangkan di banyak layar. Hal itu dibuktikan film produksi Makassar, Uang Panai, yang berhasil meraih jumlah 250.000 penonton dalam waktu sepekan dengan penonton terbanyak di dua kota, Makassar dan Palu.
Dikutip dari beritasatu.com, sang produser Wahyudin Machsin mengaku bersyukur atas keberhasilan Uang Panai dalam menembus box office. Keberhasilan Uang Panai, lanjut Wahyudin, sekaligus membuktikan bahwa untuk menjadi film box office, film tidak harus tayang serentak dan di lokasi yang banyak.
“Kami sudah membuktikan, minat penonton di daerah juga bisa tinggi, karena memang target penonton yang sangat tepat. Dengan animo penonton yang tinggi itu, otomatis pihak bioskop menambah jumlah layar kami,” kata Wahyudin.
Baca Juga :
Wahyudin berharap, Uang Panai bisa menjadi inspirasi para sineas untuk turut memproduksi film yang sama, yakni dengan target penonton yang jelas. Dengan demikian, pemutaran cukup dilakukan di tempat terbatas namun potensial menyedot penonton karena segmentasinya sudah pasti.
“Jika banyak sineas menggarap film lokal secara berkualitas, maka bisa menjadi tuan rumah di daerah masing-masing. Jika ini terjadi, maka Indonesia bisa seperti India, di mana kita bisa memproduksi film di tiap daerah. Tidak harus berpusat di Jakarta dan ditayangkan di Jakarta,” kata dia.
Ia mengingatkan, bahwa penggarapan film tetap harus dilakukan dengan serius dan berkualitas. Karena tidak mungkin penonton akan datang jika film yang ditayangkan tidak bermutu. “Seperti pesan Wapres Jusuf Kalla, harusnya sineas daerah mengangkat film dengan kultur kampung tetapi tidak disajikan secara kampungan. Terhadap film seperti itu, bioskop harus mendukung film-film lokal, tetapi di sisi lain film juga harus tahu diri dan harus tetap berkualitas supaya filmnya laku,” papar Wahyudin.
Sementara itu, pihak bioskop Cinema XXI berharap film Uang Panai akan menjadi benchmark bagi film regional lainya yang akan diproduksi. “Uang Panai sekali lagi membuktikan film regional yang diproduksi dengan baik ditambah kedekatan emosional dan budaya daerah akan bisa menarik penonton yang di targetkan,” ujar Corporate Secretary Cinema 21 Catherine Keng.
Catherine menjelaskan, memang tidak semua film perlu wide-release. Yang penting, lanjut dia, adalah memastikan film tersebut bisa bertemu dengan penonton yang memang sesuai target. Untuk film Uang Panai sekarang masih tayang di 18 layar di Makassar dan Palu.
Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama keluarga, turut menyaksikan pemutaran film tersebut. Bahkan menurut juru bicara Wapres, Husain Abdullah, Wapres juga memberi apresiasi kepada Uang Panai. Menurut Husain, hal ini sekaligus membuktikan bahwa di daerah juga banyak cerita yang bisa diangkat ke layar lebar. Dalam pandangan Wapres, lanjut Husain, film harusnya memang bisa menjadi ajang memperkenalkan budaya dan tradisi.
“Menurut Wapres, film tersebut bagus. Wapres memberi apresiasi sebagai hasil karya sineas muda daerah yang cukup membanggakan. Diharapkan, bisa membawa semangat bagi sineas-sineas di daerah. Yang penting, kualitas dan penggarapan harus tetap diperhatikan,” kata Husain. (*)
Komentar