Lintas Terkini

Maju Pilkada, Akademisi Dinilai Figur yang Bersih

Dr.Arief Witjaksono,S.Ip,M.A.

MAKASSAR – Beberapa figur akademisi disebut akan ikut bertarung pada pemilihan kepala daerah baik Gubernur maupun Pemilihan Bupati atau Wali Kota yang digelar serentak di beberapa daerah Sulawesi Selatan tahun 2018 mendatang. Figur tersebut diantaranya, Prof. Nurdin Abdullah, Bupati Bantaeng yang juga guru besar Universitas Hasanuddin.

Prof. Nurdin Abdullah telah mendeklarasikan diri untuk bertarung pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2018 mendatang. Semantara itu, khusus Kota Makassar, ada nama Andi Mustaman, mantan legislator DPRD Sulsel yang juga Ketua Yayasan Bhakti Bumi persada yang membina STIE Wira Bhakti Makassar.

Selain itu ada nama Ketua Yayasan Pendidikan Makassar Endre Cecep Lantara juga disebut-sebut akan ikut bertarung memperebutkan kursi yang saat ini diduduki Danny Pomanto.

Dosen Hubungan Internasional Universitas Bosowa (Unibos) 45, Dr.Arief Witjaksono,S.Ip,M.A mengatakan, kehadiran akademisi pada kontestasi politik ada relevansi dengan kejenuhan terhadap praktek birokrasi yang terkesan lamban.

“Para birokrat saat ini tak kunjung menyelesaikan masalah-masalah yang ada,” kata Arief di Makassar, Minggu (6/11/2016).

Kata dia, semakin besarnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan, yang dalam prosesnya tidak hanya membutuhkan dukungan publik. Tetapi juga dukungan politik dari partai politik.

“Secara kelembagaan, masyarakat juga sudah kurang percaya lagi dengan partai politik dan DPRD,” ungkapnya.

Sehingga kata Arief, akademisi bisa menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat, apalagi jika memiliki prestasi dibidangnya atau di tempat lain.

[baca juga : Akademisi Diminta Muncul di Pilkada]

“Figur akademisi ini sering dimaknai sebagai yang bersih dan kurang bersentuhan dengan faktor-faktor penyebab korupsi. Sehingga poin inilah yang akan melariskan jualan ke masyarakat,” terangnya.

Kata Arief yang saat ini juga mengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, peluang menang akademisi yang maju dalam kontestasi demokrasi Pilkada sama dengan calon-calon yang berasal dari kalangan politisi. Untuk itu, kata dia, akademisi saat ini harus mengambil sikap, apakah ingin bertarung melalui jalur partai atau independen.

“Semua tergantung dari strategi dan taktik tim masing-masing,” tutup Arief. (*)

Exit mobile version