MAKASSAR — Gubernur Sulsel non aktif, Prof HM Nurdin Abdullah (NA) secara tegas menyebut melakukan penolakan atas pemberian uang dari kontraktor. Termasuk dari Ferry Tanriadi yang justru dialihkan jadi sumbangan masjid.
Fakta tersebut terungkap dalam agenda pemeriksaan terhadap Nurdin Abdullah (NA) di Ruang Sidang Prof Harifin Tumpa, Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Jumat (5/11/2021).
“Waktu itu dia (Ferry) minta waktu ketemu dengan saya melalui salah satu walpri tapi saya tidak diberi tahu namanya, ternyata itu adalah Ferry Tanriadi. Dia tawarkan saya uang operasional tapi saya bilang gak usah, perbaiki kualitas kerjaan saja,” ungkap NA.
Nurdin Abdullah menjelaskan bahwa Ferry Tanriadi beberapa kali menawarkan uang operasional, namun tetap ditolak. Karena didesak oleh Ferry kata Nurdin, ia kemudian meminta uang tersebut untuk dialokasikan ke pembangunan Masjid Ikhtiar Perdos Unhas saja yang saat ini dalam tahap pembangunan.
“Saya bilang kalau mau bantu kasi Masjid Ikhtiar saja. Pada bulan Februari, Syamsul lapor ke saya kalau dia terima Rp2,2 M dari Fery,” jelasnya.
Terkait sumbangan tersebut, kata NA, telah dilaporkan kepada pengurus masjid. “Saya langsung lapor ke panitia karena kebetulan saya juga bagian dari panitia pembangunan masjid itu,” sebutnya.
Sebagai panitia, NA memiliki tanggung jawab untuk mengumpulkan uang sebanyak Rp7,5 M demi pembangunan masjid. Sehingga, ia mengaku uang tersebut tak disimpan dalam rekening melainkan disimpan dalam brankas kecil miliknya di rumah pribadi di Perdos Unhas yang berhadapan langsung dengan Masjid Ikhtiar.
“Saya suruh Ferry kasi langsung ke panitia masjid lainnya, saya kirimkan nomor rekening tetapi dia kasi cash. Panitia lainnya juga bilang simpan saja dulu,” beber mantan Bupati Bantaeng dua periode ini.
“Siapa yang bilang simpan dulu,” tanya JPU KPK ke NA.
“Pak Latief,” jawab NA.
Uang senilai Rp2,2 M juga Nurdin tukarkan dengan mata uang Singapura. Sehingga berubah menjadi 190.000 SGD.
“Saya bilang ini uang besar dan brankas saya itu kecil di rumah. Jadi saya bilang tukar ke USD biar bisa muat,” katanya.
Kemudian ada pula penerimaan dari Haeruddin Rp1 M. Jika uang dari Ferry ia akui yang menginisiasi dialokasikan ke pembangunan Masjid Ikhtiar, sementara untuk sumbangan Haeruddin, Nurdin menuturkan bahwa Haeruddin yang meminta untuk dialokasikan membantu masjid.
Selain mengakui sebagai penghubung akan bantuan, Nurdin juga mengungkapkan mewakafkan lahan miliknya untuk pembangunan berbagai masjid, selain tanah untuk diwakafkan, NA juga mengungkap sumbangan berupa dana pribadi.(*)