JAKARTA — Pemerintah terus berusaha mengakselerasi program vaksinasi Covid-19. Sejalan dengan itu, pemerintah selalu memprioritaskan aspek keamanan dengan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap vaksin yang disuntikkan kepada masyarakat.
Pemerintah pun cepat merespon jika terdapat Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) yang dilaporkan. Dikatakan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, bahwa vaksin Covid-19 adalah vaksin baru. Untuk itu upaya surveilans terus dilakukan terkait temuan KIPI.
Monitoring ini menjadi hal yang bermanfaat dalam suksesnya program vaksinasi kedepan. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Sulawesi Utara, yang telah dilaporkan ke Kementerian Kesehatan dan sudah mendapat penanganan dengan baik.
Baca Juga :
“Masyarakat yang mengalami KIPI sudah memperoleh penanganan. Temuan KIPI ini masuk dalam kategori ringan, sehingga Komnas KIPI telah mengeluarkan surat rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Tim Komisariat Daerah KIPI, untuk melanjutkan program vaksinasi Covid-19,” jelas Prof Wiku Adisasmito, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (1/4/2021).
Disamping itu, agar masyarakat mendapat pemahaman yang lebih mendalam tentang KIPI ini, Satgas Penanganan Covid-19 kembali mengedukasi tentang penjelasan reaksi simpang atau efek samping vaksin dan KIPI.
Menurut Wiku, terdapat 2 indikator besar yang menentukan efektivitas vaksin dalam menimbulkan kekebalan pada seseorang. Ia menyebut yakni dari kualitas vaksin dan prosedur vaksinasi yang baik.
Dalam prosedur pemberian vaksin, penerima vaksin berhak mendapatkan pelayanan. Diantaranya pertama, yaknibskrining mandiri yang meliputi riwayat penyakit, kontak erat, perjalanan dan konsumsi obat.
Kedua, dilakukan pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah. Ketiga, komunikasi terkait keamanan vaksin, untuk meningkatkan rasa aman pasien.
Dan keempat, penyediaan fasilitas dan pelayanan yang memberikan kenyamanan pada pasien. Misalnya bilik khusus penerima vaksin yang berhijab, maupun posisi penyuntikan yang nyaman.
Namun tak kalah penting, ialah tahapan pra vaksinasi. Tahapan ini bertujuan memastikan prosedur medis dapat mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Para petugas lapangan harus melakukan skrining yang tepat kepada peserta vaksinasi sebelum memberikan vaksin. Pemberian vaksin ini hanya diberikan untuk individu yang benar-benar dalan kondisi sehat.
“Apabila ada yang tidak memenuhi syarat, agar tidak divaksin. Dan kepada masyarakat peserta vaksinasi, harus benar-benar memperhatikan kondisi tubuhnya sebelum menerima vaksin. Apabila tidak memenuhi syarat, konsultasikan dengan petugas vaksinasi,” pesan Prof Wiku Adisasmito. (*)
Komentar